Kamis, 28 Februari 2013

ISLAM DAN PERUBAHAN MASYARAKAT

Oleh : Sugino Abdurrahman, S.Pd.I.

Ketua Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Kota Cirebon 
Wakil Ketua ICC Kota Cirebon 

Pemimpin dan kepemimpinan yang berkarakter hanya akan tampil dari orang-orang yang bermoral kuat dan senantiasa melakukan kebaikan dalam hidupnya. Dalam bahasa Islam, yaitu orang-orang yang beriman dan beramal soleh. Dari sinilah akan mengalir energi besar sebuah bangsa untuk bangkit dan membangun kembali kehidupanya. Karena sang pemimpin berusaha kuat untuk senantiasa berjalan dan bekerja dengan bimbingan Allah. Sebuah bangsa yang terpuruk dan nyaris meluncur ke jurang kehancuran akan kembali bangkit di bawah kepemimpinanya yang beriman dan beramal soleh tersebut. Inilah janji Alah sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nuur ayat 55, yang artinya : 

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh, bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoinya untuk mereka. Dan dia akan benar-benar akan menukar keadaan mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan aku. Dan barang siapa yang tetap kafir setelah janji itu maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” 

Dari sinilah Islam mengajarkan kepada umatnya dan semua manusia untuk memilih pemimpin dengan benar melalui cara apapun termasuk pemilu, pilkada, dan lain-lain. Penduduk sebuah negeri diajarkan untuk menyeleksi pemimpin dari orang-orang yang memilii komitmen kebenaran, dan senantiasa mewujudkan nilai-nilai kebenaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebaliknya Islam melarang keras kepada penduduk negeri yang beriman untuk mengangkat orang-orang yang melecehkan kebenaran, sebagai pemipin mereka. 

Dalam Surat An-Nuur ayat 55 seperti disebutkan di atas pemimpin yang beriman dan beramal soleh dengan bimbingan Allah SWT., mengamalkan tentang tiga langkah besar untuk melakukan perubahan masyarakat dan bangsa : 

Pertama, Tamkin Ad-diin atau mengokohkan kembali nilai-nilai spiritual dan ajaran agama sebagai orientasi dan pedoman kehidupan semua warga masyarakat. Agama mengajarkan prinsip dasar bahwa manusia dan kehidupan alam semesta berasal dari Allah sang Pencipta dan diadakan untuk tujuan mengabdi kepadanya. Agama juga menunujunkan kepada manusia jalan-jalan yang dikenhendakis ang pencipta. Dengan begitu, agama menjadi sumber moralitas dan perilaku yang benar dan baik bagi warga masyarakat. Inilah yang sungguh-sungguh mulai lenyap dari kehidupan. 

“…kemudian jika dating petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah:38-39). 

Kedua, Tabdil al-hayah, atau melakukan perubahan total terhadap berbagai aspek yang mendasar dalam kehidupan. Kekuasaan memiliki amanah untuk melakukan isti’mar al ardh atau memakmurkan kehidupan bumi, sehingga semua penduduknya merasa aman dan sentosa hidup didalamnya. 

“…Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kaum dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya…” (QS. Huud : 61) 

Pemakmuran kehidupan di bumi berpihak pada prinsip pendayagunaan semua sumber daya yang Allah berikan dan tundukan bagi manusia, tanpa dirasuki motif untuk melakukan perusakan didalamnya. 

“…Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentigan) mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan..” (QS. Luqman : 30) 

Prinsip pendayagunaan yang tidak merusak berjalan ketika manusia menggunakan rasionalitas akalnya, yang menjadi kelebihan atau keistimewaannya dihadapan makhluk-makhluk lain yang Allah ciptakan. Pengabaian terhadap rasionalitas akal pikiran hanya akan melahirkan manusia-manusia rakus dan perusak yang bekerja hanya hawa nafsu durjananya. 

“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan” (QS. Al-Israa : 70) 

Pada saat yang bersamaan, rasionalitas akal pikiran dalam mendayagunakan semua potensi sumberdaya untuk memakmurkan kehidupan, harus diikuti dengan sikap moral-mental yang senantiasa mensyukuri semua hasil dan nikmat yang didapatkan. Karena sikap mental (mental mode) semacam inilah yang mampu meningkatkan kemakmuran dan menambah rezeki dari Allah SWT. 

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat Pedih" (QS. Ibrahim : 7) 

Sikap mental syukur nikmat ditandai dengan suburnya rasa solidaritas social terhadap kaum fakir miskin dan dijauhinya perilaku berlebihan dalam urusan materi, atau perilaku mubazir, karena inilah wujud perilaku buruk syetan. 

Prinsip dasar berikutnya dari tabdil al-hayah adalah adil, yaitu rekonstruksi kehidupan ekonomi, politik, hokum, social, dan budaya harus diwarnai prinsip keadilan yang dirasakan oleh para penduduk negeri. Prinsip keadilan ini mensyaratkan adanya permasalahan kehidupan, diikuti sikap tegas dan jelas dalam mengambil kebijakan yang berorientasi kepada kemaslahatan umum, serta kepastian hokum yang mengilkat dan mengatur secara kuat semua proses kehidupan masyarakat tanpa terkecuali. 

Ketiga, Ri’ayah al-mashalih al-ijtima atau memelihara potensi kebaikan masyarakat. Salah satu pintu kehancuran kehidupan sebuah negeri adalah ketika para pemimpin dan penduduknya tidak mampu memelihara semua potensi yang telah dimiliki dan dibangunnya. Justru sebaliknya, terjadi penghancuran secara sistematis dan massif, tanpa mereka sadari. Allah mengingatkan manusia tentang orang-orang yang mengadakan sesuatu dianggap baik, tetapi kemudian mereka merusaknya sendiri lantaran tidak mampu memeliharanya. 

Ri’ayah al mashalih al-ijtima’iyyah pada hakekatnya adalah sikap hidup seluruh penduduk negeri beserta para pemimpinnya untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran menjauhi segala hal yang bisa merusak dan selalu menegakkan amar maruf nahyi munkar. 

Dan inilah tiga langkah besar untuk melakukan tiga perubahan besar, untuk melakukan perbaikan kehidupan yang sebelumnya sudah porak-poranda. Tiga langkah ini akan melahirkan kembali iklim ”iman dan taqwa” pada penduduk negeri ini dan pada para pemimpinnya, sebagai syarat terbukanya pintu-pintu keberkahan hidup dari Allah SWT. Dzat yang Maha Kaya. 

”Jikalau sekiranya penduduk negeri–negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakakn ayat-ayat Kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96). Wallahu’alam

Selasa, 26 Februari 2013

MENYONGSONG AT-TAQWA CENTRE

SELAMAT DAN SUKSES ATAS DOLANTIKNYA PENGURUS AT-TAQWA CENTRE KOTA CIREBON MASA BAKTI 2013-2018


SEMOGA MENJADI HIKMAH BESAR UNTUK PERADABAN


STRUKTUR ORGANISASI
AT-TAQWA CENTRE KOTA CIREBON
MASA BAKTI 2013-2018


Ketua Umum: Ahmad Yani, M.Ag.

Ketua I: H. Djaelani Said, M.Ag.

Ketua II: Sugino Abdurrahman, S.Pd.I.

Ketua III: H. Cholil Taufik, B.A.E.

Sekretaris Umum: Drs. H.M. Utsmani Hs. M.H.I.

Sekretaris I: M. Taufik, S.Ag.

Sekretaris II: H. Syaeful Badar, M.A.

Bendahara Umum: Drs. H. Dodi Supriadi

Bendahara I: H. Sumarsono Achyat

Bendahara II: H. Maman Abdurrahman, S.E.


Bidang Diklat, PHBI, dan Dakwah: 

Dr. H. Farihin Nur, M.Pd.

Drs. H. Komarudin Ks., M.Pd.
Dr. H. Achdi Halim, M.Si.


Bidang Peribadatan dan Ziswaf:
Drs. H. Muchlis, M.Pd.
H.M. Ishomudin Baedhowi, M.B.A.
Drs. A. Syatori, M.Ag.


Bidang Pembangunan, Pemeliharaan, dan Perlengkapan:
Ir. H. Yoyon Indrayana, M.T.
Mudhofar, S.T.
Ir. H. Supriadi, M.M.


Bidang Ekonomi dan Kerjasama:
Ir. H. Odi Suryadi, M.M.
Drs. H. Ayi Azhari
Alif Ringga Persada, S.Si., M.Pd.


Bidang Pemberdayaan Muslimah dan Remaja Masjid:
Dra. Hj. Idah Saidah Rohimi
H. Syahrudin, M.A.
Ayi Nining, S.Ag., M.Ag.


Bidang Kajian, Penerbitan, dan Perpustakaan:
Wahyudin, S.Ag., M.Pd.I.
drh. H. Bambang Irianto, B.A.
Nuryana, S.Ag., M.Pd.


Bidang Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, dan Kesehatan:
Kapt. Edy Purwiyono
dr. Hj. Nurjati
M. Basyari Rahmat, S.Ag.


Bidang Hukum dan Advokasi:
Chandra Bima Pramana, S.H., M.M.
Lia Amalia, S.H.


IBUKU ROMANTIS

Oleh: Ibnu Malik



Nuansa indah dan romantis sering kali kita temukan dalam film, novel, dan cerita-cerita yang bernuansa cinta. Pada isi ceritanya jika seorang laki-laki mencintai sorang wanita, kemudian mencurahkan isi hatinya maka akan keluar kata-kata atau puisi yang indah. Ini bertujuan untuk memikat hati sang wanita. Bisa juga bertujuan untuk mencurahkan isi hati, karena kita tahu bahwa hati seseorang berisi keindahan ketika ia jatuh cinta.
Namun semua kata dan puisi itu tidak terlalu berarti karena orang yang dicintai dan dikasihi pada novel, cerita, dan prosa adalah bukan muhrim. Sebagian besar adalah dalam situasi pacaran. Romantisme yang ada hanyalah untk membuat suasana romantic dalam cerita saja.
Pada faktanya, kata-kata dan bahasa puitis yang indah merupakan salah satu cara pendidikan yang efektif untuk anak. Terlebih jika yang mengucapkan itu adalah ibu kandung. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Raden Nyi Mas Rara Santang kepada puteranya Syekh Syarif Hidayatullah.
Peristiwa ini salah satunya terjadi ketika Syekh Syarif yang hendak berangkat untuk menuntut ilmu. Ibunda beliau melepas kepergiannya sambil menyapa dengan panggila “wahai belahan hatiku, belahan jiwaku, dan jantung hatiku”. Sebagaimana disampaikan oleh ketua Bidang Pengembangan Budaya Keraton Kacirebonan Bapak drh. H. Bambang Irianto.
Hasil dari kebiasaan memanggil kepada sang anak dengan panggilan yang mesra, indah, dan penuh kasih sayang telah terbukti. Syekh Syarif Hidayatullah yang merupakan seorang wali Allah ternyata mendapatkan didikan dari sang bunda yang senantiasa membiasakan diri dengan memanggil anaknya dengan sapaan yang indah dan mesra.
Ibu adalah madrosatul ula (sekolah pertama) yang menjadi pendidikan utama untuk anak. Anak akan lebih sering bertemu dan berkomunikasi dengan ibunya. Maka kesempatan untuk memberikan pendidikan yang baik ada pada ibu. Bahkan ikatan emosional antara anak dan ibunya merupakan ikatan yang sangat erat.
Ketika seorang anak dibiasakan mendengar panggilan dan sapaan yang indah, lembut, dan mesra akan membentuk karakter yang lembut pula. Sehingga diharapkan akan membentuk sifat dan karakter anak yang sholeh.
Inilah yang selama ini belum kita sadari. Bahwa pentingnya peranan ibu dalam pendidikan anak. Seperti apa yang dilaksanakan oleh Raden Nyi Mas Rara Santang kepada anaknya merupakan pola pendidikan yang sangat hebat. Kemudian untuk hasil bisa kita saksikan terbentuknya karakter mulia pada diri Syekh Syarif Hidayatullah.
Ketika hendak menuntut ilmu, Syekh Syarif dibekali dengan uang 1.000 dinar. Kalau kita setarakan dengan mata uang rupiah adalah sebesar 2,2 milyar rupiah. Jumlah yang sangat besar, akan tetapi tidak membuat Syekh Syarif lupa diri bahwa tujuannya adalah untuk menuntut ilmu. Inilah salah satu karakter yang dibentuk pula oleh pola pendidikan Ibunda Raden Nyi Mas Rara Santang kepada anaknya.  

Kamis, 07 Februari 2013

7 Masjid unik yang ada di Indonesia

Masjid adalah bangunan yang di buat untuk tempat ibadah umat islam, di indonesia sendiri sangat banyak di temukan masjid tapi taukah kamau kalau di indonesia ada bentuk masjid yang unik unik kalau belum tahu simak tulisan berikut ini. 7 Masjid Unik yang ada di Indonesia antara lain adalah:


Masjid An Nurumi

Masjid An Nurumi merupakan masjid kecil di tepi jalan Jogja-Solo dengan arsitektur cukup unik. Kubah atapnya mirip bangunan di Moscow, Russia. Kubahnya berbentuk aneh dan berwarna-warni. Mesjid ini dikenal juga dengan nama Masjid Kremlin. Ada juga yang menjuluki Masjid Permen, sebab kubahnya warna-warni mirip permen lolipop.


Masjid Bawah Tanah Tamansari

Masjid Taman sari terletak di bawah tanah kompleks Taman Sari Jogjakarta. Masjid Tamansari dibangun pada paruh pertama abad lalu. Masjid ini memiliki arsitektur yang unik. Masjid bawah tanah ini terdiri atas dua lantai berbentuk bulat dengan rongga- rongga jendela di bagian luarnya. Lantai bawah dipakai untuk jamaah wanita, lantai atas untuk jamaah pria. Tangga dari lantai bawah menuju ke lantai atas terletak di tengah-tengah lingkaran. Selain itu terdapat sebuah kolam kecil berbentuk bulat di tengah masjid serta tangga yang melintang di atasnya.




Masjid Cipari

Masjid Cipari atau A-Syuro, adalah salah satu masjid tertua di Garut, Jawa Barat. Bentuk bangunan mesjid ini cukup unik karena mirip bangunan gereja dengan bentuk bangunannya yang memanjang dengan pintu utama persis ditengah-tengah nampak muka bangunan, juga keberadaan menaranya yang terletak di ujung bangunan persis diatas pintu utama. Masjid Cipari ini juga memiliki sejarah perjuangan, karena dahulu digunakan sebagai basis perjuangan rakyat dan tentara.


Masjid Menara Kudus



Masjid Menara Kudus disebut juga sebagai mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar adalah mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus. Keunikan dari bangunan masjid ini adalah menara berbentuk candi bercorak Hindu Majapahit. Bentuk arsitekturalnya yang sangat khas untuk sebuah menara masjid itulah yang menjadikannya begitu mempesona. Keunikan lainnya, mesjid ini dibangun dengan menggunakan batu dari Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama. Mesjid ini terletak di kabupaten Kudus, Jawa Tengah.


Masjid Muhammad Cheng Ho

Masjid Muhammad Cheng Ho berada di Jalan Gading, Kota Surabaya. Mesjid ini tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai salah satu masjid terunik. Bangunan mesjid ini tidak berbentuk seperti mesjid pada umumnya karena dibuat dengan arsitektur khas Tiongkok. Bentuk bangunan ini mirip Masjid Niu Jie di Beijing yang berusia lebih dari 100 tahun.


Masjid Perahu

Masjid yang terletak di sebuah gang kecil yang terapit oleh Apartemen Casablanca, Jakarta ini aslinya bernama Al Munada Darrusalam. Mesjid ini lebih dikenal sebagai masjid perahu karena di samping masjid itu terdapat bangunan beton yang menggambarkan sebuah perahu raksasa. Bangunan berbentuk perahu tersebut difungsikan sebagai tempat wudhu untuk kaum muslimat, sementara untuk kaum muslimin berada pada sisi yang berbeda. Suatu keunikan yang tak dimiliki oleh masjid-masjid lainnya.


Masjid Pintu Seribu

Masjid Nurul Yakin atau lebih dikenal dengan sebutan masjid Sewu (seribu) memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan masjid lainnya karena mesjid ini memiliki seribu pintu. Masjid seribu ini menjadi salah satu tempat paling menarik bagi wisatawan. Tak hanya wisatawan lokal tapi wisatawan asing. Mesjid ini terletak di Kp.Bayur Tangerang.

Senin, 04 Februari 2013

Masjid Jagabayan

Membicarakan budaya keraton Cirebon tidak terlepas dari perjalanan panjang nagari-nagari pesisir Cirebon sehingga terbentuknya kerajaan Cirebon. Nagari-nagari tersebut adalah seperti nagari surantaka, nagari singapura, nagari japura sampai terbentuknya nagari caruban larang. setelah nagari caruban larang berdiri maka terjadilah periodesasi masa kerajaan masa panembahan dan masa kasultanan cirebon. hal ini sebagaimana penulis kutip dalam (seninar budaya fakultas ADAB IAIN Cirebon/12 juni 2009 oleh Drh.H.R. Bambang Irianto, BA) konteks Cirebon sendiri merupakan salah satu wilayah Indonesia yang sarat dengan peninggalan sejarah mulai dari sumber lisan, tulis hingga sumber arkeologis yang menurut Uka candra sasmita, lebih banyak disebabkan oleh faktor atau letak geografis dari wilayah Cirebon itu sendiri dalam hal ini sangat menguntungkan karena memiliki muara-muara sungai yang memiliki peran penting bagi pelabuhan, baik dalam lingkup domestik maupun internasional. Pelabuhan Cirebon sendiri berlangsung sejak zaman kerajaan padjajaran yang bercorak Hindu-Budha. (Uka Candrasasmita, arkeologi islam nusantara. hlm:159)

Akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Budha sampai kepada islam terdapat dalam berbagai bidang. percampuran ini terlihat dalam cabang-cabang kesenian, seperti seni bangunan, seni pahat atu seni ukir, seni tari, seni musik dan sastra (Didin Supriadin & Marwan Supriadi, Sejarah. hlm:108) penekanan terhadap simbol pada budaya yang ada di keraton Cirebon tergantung pada dominasi kepercayaan yang berlaku pada masing-masing periode pmerintahan. Ketika Islam memasuki wilayah Cirebon dan menjadi kepercayaan yang relatif baru di wilayah Cirebon. Maka kebudayaan pun telah di Islamkan oleh para dai/mubaligh (wali.pen). Hingga saat ini Cirebon pun masih memiliki peninggalan materi (arkeologis) berupa bangunan-bangunan bersejarah baik dari peninggalan-peninggalan masa kerajaan Cirebon maupun peningalan era kolonial.

Seperti di antaranya: Pabrik rokok BAT, kantor pos pusat di Cangkol, SMPN 14 dan 16, Bank Indonesia di Cangkol, situs makam gunung sembung dan makam gunung jati, situs makam talun, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Masjid Jagabayan serta masih banyak situs-situs bersejarah yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu secara keseluruhan belum juga termasuk peningalan Cina yang sangat berpengaruh dalam terbentuknya kebudayaan Cirebon.

Peninggalan sejarah berupa materi pun terdapat pada Masjid Jagabayan yang telah saya singgung di atas tadi. Pada kesempatan ini Masjid Jami Jagabayan yang menjadi fokus kajian penelitian saya, memang merupakan masjid bersejarah yang didirikan oleh tokohnya Tumenggung Jagabaya. Yang menarik ialah dalm perjalanan historisnya di awal berdirinya hingga sekarang ternyata bangunan bersejarah ini pernah mengalami peralihan secara kefungsian dimana pada awal berdirinya bangunan ini yang sekarang menjadi masjid jagabayan dahulunya merupakan sebuah post penjagaan/pertahanan untuk wilayah keraton Cirebon ring dalam sebelah timur. Meski dalam perkembangannya telah berubah fungsi sebagai tempat beribadah yang dimulai oleh para wali utama wali yang 9 itu, dalam perkembangan perjalananya diikuti oleh masyarakat setempat dan para pendatang muslim yang sempat bersinggah di tempat itu hingga saat ini fungsinya menjadi sebuah massjid (diambil dari sejarah lisan).

Secara administratif, masjid jagabayan berada dalam wilayah kelurahan lemahwungkuk, kecamatan lemahwungkuk, Kota Cirebon. Masjid ini terletk sebelah timur ujung selatan Jl.Karanggetas, di tengah kawasan pertokoan yang mengapit pada sebelah utara, selatan dan timur.

Masjid ini pernah beberapa kali mengalami pemugaran namun masih mempertahankan beberapa bentuk aslinya. Atap masjid yang berbentuk joglo masih dipertahan kan hingga sekarang, sementara dindingnya diganti dengan batu bata diplister, dan lantainya di ganti ubin keramik.

Secara etimologis, kata jagabayan berasal dari kata jaga baya. Jugul muda adipati galuh dalam kitab kapa-kapa sudah menyebut istilah Jagabaya dengan pengertian menjaga bahaya/keamanan dalam negeri, dan bukan keamanan desa yang aparatnya disebut suratani (prajurit keamanan desa), (Depdikbud. potensi wisata budaya Kota Cirebon.hlm;20). Jika mengacu pada beberapa naskah babad Cirebon, sepeti Pustaka Negara Kerta Bumi dan Purwaka Caruban Nagari, kata Jagabayan di adopsi dari nama pangeran jagabaya, utusan sang maha prabu siliwangidari pakuan padjajaran yang kemudian menetap di Cirebon bersama jaka sengara (raja sengara) adik bungsu pangeran cakrbuana.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa


Di sebelah barat alun-alun terdapat Mesjid Agung Sang Cipta Rasa. Mesjid ini secara administratif berada di Kampung Kasepuhan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemah Wungkuk. Secara geografis berada pada daerah pedataran tepatnya pada koordinat 06º 43' 542" Lintang Selatan dan 108º 34' 321" Bujur Timur. Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun pada tahun 1498 oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati. Pembangunannya dipimpin oleh Sunan Kalijaga dengan arsitek Raden Sepat (dari Majapahit) bersama dengan 200 orang pembantunya (tukang) yang berasal dari Demak. 

Mesjid ini dinamai Sang Pencipta Rasa karena merupakan pengenjawantahan dari rasa dan kepercayaan. Sementara penduduk Cirebon, pada masa itu menamainnya Mesjid Pakungwati karena terletak dalam kompleks Keraton Pangkuwati. Sekarang mesjid ini terletak di depan Keraton Kasepuhan. Menurut cerita rakyat, pembangunan mesjid ini hanya dalam tempo satu malam; pada dini hari keesokan harinya telah dipergunakan untuk shalat Subuh.

Kompleks Mesjid Agung Sang Cipta Rasa luasnya ±1.763 m2, dikelilingi pagar tembok. Pagar tersebut berlainan tingginya. Bagian sisi barat dan utara setinggi ± 2 m dan sisi timur dan selatan ± 1,70 m. Sisi timur, tembok dihiasi dengan ragam-ragam belah ketupat, yang berukuran 1 m. Di sisi ini juga terdapat 3 pintu gerbang. Pintu kiri-kanan berukuran ± 2 x 2 m dan di tengah berukuran 3 x 4 m. Ketiga gerbang ini berbentuk koriagung (gapura beratap). Pada puncak gerbang tengah terdapat hiasan bentuk sayap 3 tingkat. Di tengah sayap terdapat lengkunagn yang di tengahnya lagi dihiasi bentuk candi laras. Gapura atas berbentuk setengah lingkaran dengan tulisan Arab. Di kiri-kananya ada hiasan candi laras. Gapura tersebut memiliki 2 daun pintu dengan hiasan candi laras dan belah ketupat.

Bangunan utama mesjid menghadap ke timur, berdiri di atas lahan seluas ± 50 x 60 m2. Bangunan mesjid ini berdenah bujursangkar dengan ukuran 28 x 28 cm dan mempunyai keunikan, yaitu adanya saka tatal (salah satu saka gurunya terbuat dari potongan-potongan kayu jati, lalu ditata rapih menjadi tiang setinggi enam meter dan garis tengahnya ± 60 cm). Pada salah satu tiang penyangga terdapat sebuah papan yang bertulis huruf Arab dan menyebut tentang perbaikan serambi mesjid tersebut.

Mesjid Agung yang juga disebut sebagai Mesjid Kasepuhan ini mempunyai sembilan pintu. Pintu utama terdapat di Timur, khusus untuk para wali dan raja. Kedelapan pintu lainnya terletak di sisi Utara dan Selatan. Tujuh buah pintu dibuat dengan ukuran rendah, sehingga bila hendak masuk harus membungkuk. Di dalam mesjid terdapat mihrab, mimbar, dan satu ruangan berpagar kayu. Mihrab terdapat di sisi Barat, terbuat dari batu pualam muda berwarna putih. Di bagian puncak lengkung mihrab, tepatnya di tengah terdapat tonjolan yang berbentuk jantung dengan ukiran bunga teratai. Mimbar terbuat dari kayu, letaknya di utara mihrab dan berkelambu. Mimbar ini diberi nama Sang Renggokosa, sedangkan kelambunya bernama Sang Entu. Di sebelah utara mimbar terdapat satu ruangan pagar kayu (kerangkeng) yang disebut maqsura. Ruangan ini dipergunakan khusus untuk ruangan sholat Sultan-sultan Kasepuhan.

Bangunan mesjid dilengkapi prabhayaksa (serambi depan) berukuran 30 x 10 m dan serambi selatan berukuran 35 x 8 m. Bentuk atap mesjid Agung Kasepuhan adalah limasan bertingkat tiga tanpa mamolo. Ragam hias yang terdapat di mesjid ini antara lain geometri, motif tumbuh-tumbuhan dan anyaman. Lantai bangunan ini menggunakan tegel dan yang baru menggunakan keramik. Di sebelah utara mesjid terdapat dua sumur yang airnya dianggap keramat. Sumur ini masing-masing berdiameter 1 m. Bagian dinding dalam sumur ditembok dengan bahan bata.

Lokasi: Kampung Kasepuhan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemah Wungkuk
Koordinat : 06º 43' 542" S, 108º 34' 321"E,

Sumber: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=216&lang=id

Minggu, 03 Februari 2013

Masjid Panjunan


Masjid Panjunan atau Masjid Merah Panjunan adalah sebuah masjid tua yang berada di Desa Panjunan, Lemahwungkuk, Cirebon


Sejarah 
Masjid ini merupakan sebuah masjid berumur sangat tua yang didirikan pada tahun 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan. Ia adalah seorang keturunan Arab yang memimpin sekelompok imigran dari Baghdad, dan kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati. Masjid Merah Panjunan terletak di sebuah sudut jalan di Kampung Panjunan, kampung dimana terdapat banyak pengrajin tembikar atau jun. 

Masjid Panjunan semula bernama mushala Al-Athya namun karena pagarnya yang terbuat dari bata merah menjadikan masjid ini lebih terkenal dengan sebutan Masjid Merah Panjunan. Awalnya masjid ini merupakan tajug atau Mushola sederhana, karena lingkungan tersebut adalah tempat bertemunya pedagang dari berbagai suku bangsa, Pangeran Panjunan berinisiatif membangun Mushola tersebut menjadi masjid dengan perpaduan budaya dan agama. sejak sebelum Islam, yaitu Hindu – Budha. 

Masjid Merah Panjunan ini telah dimasukkan sebagai benda cagar budaya

Arsitektur 

Mihrab Masjid Panjunan. Bangunan lama mushala itu berukuran 40 meter persegi saja, kemudian dibangun menjadi berukuran 150 meter persegi karena menjadi masjid. Meskipun pendiri Masjid Merah Panjunan adalah seorang keturunan Arab, dan Kampung Panjunan adalah merupakan daerah permukiman warga keturunan Arab, namun pengaruh budaya Arab terlihat sangat sedikit pada arsitektur bangunan Masjid Merah Panjunan ini. Barangkali ini adalah sebuah pendekatan kultural yang digunakan dalam penyebaran Agama Islam pada masa itu. 

Arsitektur Masjid Panjunan merupakan perpaduan budaya Hindu, Cina, dan Islam. Sekilas masjid ini tidak seperti masjid pada umumnya karena memang bentuk bangunannya menyerupai kuil hindu, adanya mihrab yang membuat bangunan Masjid Merah Panjunan ini menjadi terlihat seperti sebuah masjid, serta adanya beberapa tulisan berhuruf Arab pada dinding. Beberapa keramik buatan Cina yang menempel pada dinding konon merupakan bagian dari hadiah ketika Sunan Gunung Jati menikah dengan Tan Hong Tien Nio. 

Ruangan utama Masjid Merah Panjunan langit-langitnya ditopang oleh lebih dari lima pasang tiang kayu. Umpak pada tiang penyangga juga memperlihatkan pengaruh kebudayaan lama. Sementara keramik yang menempel pada dinding memperlihatkan pengaruh budaya Cina dan Eropa. 

Pada bagian mihrab dihiasi dengan keramik yang indah. Lengkung pada mihrab pun yang berbentuk paduraksa juga memperlihatkan pengaruh budaya lama. Di Masjid Merah Panjunan ini tidak ada mimbar, karenanya hanya digunakan untuk sholat sehari-hari, tidak untuk ibadah sholat Jumat, atau sholat berjamaah di Hari Raya Islam. 

Tampak muka Masjid Merah Panjunan yang terbuat dari susunan batu bata merah yang pintu gapuranya memperlihatkan pengaruh Hindu dari zaman Majapahit yang banyak bertebaran di daerah Cirebon. Gapura yang susunan batanya berwarna merah memberikan nama tengah kepada masjid ini. Adalah Panembahan Ratu yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati yang membangun tembok keliling bata merah setinggi 1,5 m dan ketebalan 40 cm pada tahun 1949. 

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Panjunan

Jumat, 01 Februari 2013

TIPS RUMAH TANGGA HARMONIS

1. KETIKA MENCARI CALON 

Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR 

Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah mel alui orang tua/wali si gadis. 

3. KETIKA AKAD NIKAH 

Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu,tetapi menikah di hadapan Allah 

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN 

Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa'kan anda, kerana anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI kerana menyia-nyiakan do'a mereka. 

5. KETIKA MALAM PERTAMA 

Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat. 

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA 

Sedarilah bahawa jalan yang akan dilalui tidak mel alui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri. 

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA GOYANG 

Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justeru semakin erat berpegang tangan 

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK . 

Cintailah isteri atau suami anda 100% 

9. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK. 

Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda,tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%. 

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA MERUDUM 

Yakinlah bahawa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri. 

11.KETIKA EKONOMI BERKEMBANG 

Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita 

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI 

Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri memerlukan pertolongan Anda. 

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI 

Tetaplah berjalan dengan gemalai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan. 

14.KETIKA MENDIDIK ANAK 

Jangan pernah berpikir bahawa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak,kerana orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak .... 

15.KETIKA ANAK BERMASALAH 

Yakinilah bahawa tidak ada seorang anakpun yang tidak mahu bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya. 

16.KETIKA ADA PIL. 

Jangan diminum, cukuplah suami, isteri sebagai ubat. 

17.KETIKA INGIN AMAN DAN HARMONIS 

Gunakanlah formula 7 K 

1 Ketaqwaan 

2 Kasih sayang 

3 Kesetiaan 

4 Komunikasi dialogis 

5 Keterbukaan 

6 Kejujuran 

7 Kesabaran 

Minggu, 27 Januari 2013

MENYEMAI KETELADANAN RASULULLAHSAW

Oleh : H. Muchlis, SK 
(Pengurus Masjid Raya At Taqwa Cirebon) 

Allah SWT., berfirman : 
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” .(Quran ; S. Al Ahzab : 33 :21) 

Ayat di atas, sebagaimana penjelasan Ibnu Ksatsir menjadi pedoman dasar dalam menetapkan Rasulullah sebagai teladan. Oleh karena itu menteladani Rasulullah merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim (wujubul iqtida), wajib mentaatinya (mulazamut tho’at) dan sebagai seorang muslim tidak boleh menolak apalagi mengingkari Rasulullah (adamu takholufi anhu). Menteladani Rasulullah secara paripurna sama artinya dengan mengamalkan Al Quran. Karena akhlak Rasulullah adalah Al Quran sekaligus mencintai Islam dalam kondisi apa pun dan dimana pun. Konsistensi (istiqomah) mencintai Islam adalah wujud kongkrit menguatnya kadar iman seseorang. 

Sebutan “suri tauladan yang baik” tentu bukanlah sembarang teladan. Keteladanan Nabi saw., merupakan keteladanan yang kosmopolit, yang dapat dicontoh oleh berbagai lapisan masyarakat di masa modern ini. Keteladanan Nabi saw., bukan hanya milik ustad, ulama, atau pun santri, tetapi juga pelajar, pengusaha, bahkan para atlet sekalipun. 

Sebuah contoh 
Samir Nasri sebagai seorang pemain sepak bola tersohor dari Manchester City, sebuah klub sepak bola yang berlaga di Liga Primer Inggris. Samir Nasri sempat menghebohkan dunia sepak bola dengan meneriakkan takbir saat ia baru saja membawa Manchester City menjuarai Liga Primer Inggris tahun 2011/2012. Ia juga sempat menunjukkan kaos dalamnya yang bertuliskan “Ied Mubarak” saat hari raya idul Fitri tahun lalu. Itu adalah caranya mengucapkan selamat hari raya ied kepada Muslim di seluruh dunia. 

Lain halnya dengan Frederic Kanoute. Dia adalah pemain sepak bola Muslim kelahiran Mali. Dia pernah bermain untuk klub Spanyol bernama Sevilla. Di sana, ia sempat membuat heboh publik sepak bola saat ia menolak keras untuk memakai kaos seragam yang disediakan oleh pihak klub. Pasalnya, Sevilla pada saat itu disponsori oleh perusahaan judi. Sebagai pemeluk Agama Islam, Frederic Kanoute paham betul bahwa judi sangat diharamkan oleh agamanya. Ia berpendapat, dengan mengenakan seragam yang mencantumkan nama perusahaan judi tersebut sama saja dengan dirinya mempromosikan dan mengajak orang-orang untuk berjudi. Penolakan ini membuat kelimpungan manajemen Sevilla, sebab Frederic Kanoute mengancam untuk mogok main jika masih dipaksa untuk mengenakan kaos tersebut. Jalan tengah pun dicetuskan: Frederic Kanoute dibuatkan kaos khusus yang tidak mencantumkan nama perusahaan judi tersebut. Ini tentu jadi catatan rekor tersendiri bagi Frederic Kanoute, sebab ia adalah salah satu Muslim yang tetap mempertahankan prinsipnya di tengah derasnya industry kapitalisme, dan ia menang. 

Lalu ada Yaya Toure. Dia adalah rekan setim Samir Nasri di Manchester City. Dia seorang Muslim kelahiran Pantai Gading. Dia juga pernah menolak “kebiasaan” yang terjadi di suatu tempat, yang bertolak belakang dengan prinsip ke-Islaman. Dalam hal ini, kebiasaan yang dimaksud adalah meminum sampanye bagi siapa pun pemain Manchester City yang dianggap sebagai pahlawan kemenangan dari suatu pertandingan. Yaya Toure kebetulan menjadi pahlawan tersebut dalam suatu pertandingan. Seorang rekannya datang menghampiri Yaya sambil membawa sampanye saat Yaya Toure sedang diwawancari stasiun televisi. Yaya Toure dengan lugas langsung menolak sampanye itu, dan mengatakan bahwa ia seorang Muslim, tak pernah meminum minuman keras. 

Idolanya idola 
Tiga momen dari tiga orang Muslim di atas setidaknya mengingatkan satu hal betapa orang-orang seperti inilah yang kerap kali mengundang perhatian banyak mata, Orang-orang berdecak kagum melihat sepak terjangnya. Orang-orang bahkan ingin menjadi seperti mereka. Kita menyebutnya pesohor, atau selebritis. 

Tak salah. Mengidolai seseorang bukanlah kesalahan. Mengidolai Samir Nasri, Frederic Kanoute, bahkan Che Guevarra pun tak salah. Tapi yang teramat menarik disimak dari hal ini, betapa Samir Nasri dan Frederic Kanoute bahkan tidak malu-malu untuk menunjukkan ke-Islamannya. Padahal di Eropa belakangan itu, masyarakat seakan alergi membicarakan Islam. Ahli bahasa menyebutnya dengan istilah “Islamophobia.” Yakni suatu ketakutan berlebih terhadap Islam, yang dianggap sebagai agama keras yang mengajarkan terorisme. Maka tidak heran jika masih saja banyak orang Eropa dan Amerika (baca: Barat) yang memandang apatis terhadap Islam. Dan tak mengherankan jika akhirnya orang Islamnya pun menjadi tidak nyaman untuk menunjukkan identitas keislamannya di depan khalayak ramai.
Tapi rupanya tidak begitu dengan Samir Nasri, Frederic kanoute, dan Yaya Toure. Mereka tetap beriak laku sebagaimana Muslim semestinya. Mereka Shalat, mengucap hamdalah ataupun takbir, menjauhi khamr ataupun judi, dan berpuasa di bulan Ramadhan sekalipun pihak klub melarangnya. Dan yang paling penting dari hal itu, mereka tetap santun pada semua orang. 

Teladan dalam menjaga kebugaran 
Satu hal yang sering kali luput diperhatikan dari kehidupan Nabi saw., betapa beliau sangat menggemari olah raga. Ini terbukti dari hadis Rasulullah saw., yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang berbunyi: 

“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah. (HR Bukhari dan Muslim) 
Berkuda, berenang, dan memanah adalah olah raga ketangkasan yang amat digemari pada masa Hidup Rasulullah. Nabi saw., sangat menganjurkannya. Selain untuk kebugaran, ketiga olah raga ini bisa sangat berguna untuk mobilisasi, bertahan hidup, mencari nafkah, bahkan bela negara. Dalam riwayat-riwayat kenabian, Rasulullah bahkan dikenal sebagai orang yang piawai dalam olah raga berkuda. Sering kali beliau terlibat dalam lomba pacuan kuda bersama kaum Muslimin, dan sering sekali beliau memenangkan perlombaannya. Untuk memeriahkan perlombaan tersebut, seringkali Rasulullah mengadakan taruhan. Ini terbukti dari suatu riwayat yang menyebutkan : 

“Ya! Demi Allah, sungguh ia (Rasulullah saw.) pernah bertaruh terhadap suatu kuda yang disebut sabhah (kuda pacuan), maka dia dapat mengalahkan orang lain, ia sangat tangkas dalam hal itu dan mengherankannya.” (Riwayat Ahmad). 

Namun taruhan yang diterapkan oleh Rasulullah bukanlah taruhan dengan sistem yang kita kenal pada zaman sekarang, di mana terdapat petaruh dan bandar, yang praktiknya lebih menjurus kepada judi. Kita semua tahu bahwa judi diharamkan agama, dan Rasulullah sebagai penyempurna akhlak kaum Muslimin tak mungkin melanggar aturan Allah SWT. Taruhan yang dilakukan oleh Nabi saw., adalah mana kala terjadi taruhan dalam pacuan, terdapat satu atau dua orang yang tak ikut bertaruh, namun tetap berhak mendapatkan hadiah apabila ia memenangkan perlombaan. 

Keutamaan perlombaan seperti ini patutlah dicontoh oleh Kaum Muslimin sekalian untuk menciptakan iklim kehidupan yang kompetitif. Berkompetisi itu hal yang bagus, terlebih jika kompetisi tersebut berkaitan dengan hal-hal baik dan bermanfaat. Selain berguna untuk mempererat ukhuwah, pada prinsipnya kegiatan ini memiliki nilai-nilai sedekah pula. 
Dewasa ini, olah raga ketangkasan bahkan tidak hanya sebatas permainan berkuda, berenang, dan memanah saja. Kini semakin banyak variannya. Baseball, bola basket, badminton, tenis meja, dan termasuk pula sepak bola. Nah, jika Javier “Chicharito” Hernandez sang pemain sepakbola sangat mengagumi Rasulullah saw., ini sungguh sebuah pengidolaan yang tepat. 

Teladan bagi pebisnis 
Sudah bukan rahasia lagi jika masa muda Rasulullah saw., dihabiskan dengan menemani pamannya berdagang, atau menjajakan dagangan milik Siti Khadijah. Bukan rahasia pula, apabila sebagian besar para sahabat Nabi saw., pun kalangan pedagang Arab nan masyhur. Ini menunjukkan betapa berdagang adalah profesi yang sangat mulia dan utama dalam perikehidupan Islam. Berdagang merupakan salah satu ikhtiar untuk memperoleh penghidupan sekaligus kekayaan, dua hal yang sangat dibolehkan oleh Allah. Apa pun boleh kita perjual-belikan asalkan tidak menentang syariat, Sekalipun apa yang kita jajakan mungkin tampak hina di mata orang lain, namun hal tersebut tetaplah suatu kemuliaan di jalan Allah SWT. Sebagaimana Nabi saw., bersabda : 

“Sesungguhnya seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak.” (HR. Bukhari) 

Teladan semua orang 
Sepanjang hidupnya, Nabi saw., kerap memperolah berbagai julukan yang menunjukkan kemuliaannya. Namun yang paling mengesankan dari julukan-julukan itu adalah julukan kehormatan “Al-Amin”. Di samping karena Nabi saw., berhasil mendamaikan suku-suku yang bertikai pada masa itu, juga dikarenakan Nabi memiliki empat sifat pembawaan yang sangat terpuji, yakni sidiq, tabligh, amanah, dan fathonah. 

Sidiq artinya benar. Benar perkataannya, dan benar perbuatannya. Seseorang yang memiliki sifat sidiq sangatlah tidak mungkin melakukan tindakan yang sangat berseberangan antara perkataan dengan perbuatannya. Tabligh artinya menyampaikan suatu hal yang memang harus disampaikan. Seseorang yang memiliki sifat tabligh tak mungkin menyembunyikan kebenaran yang seharusnya diketahui oleh orang banyak demi keuntungan pribadi. 

Amanah artinya dapat dipercaya. Seseorang yang amanah sangatlah tidak mungkin menelantarkan urusan yang dipercayakan kepadanya. Dan sangat tidak mungkin mengkhianati kepercayaan orang lain. Fathonah artinya bijaksana. Seseorang yang fathonah tidak mungkin berperangai bodoh dan asal bunyi dalam menanggapi sesuatu tanpa adanya ilmu. 

Mungkin keempat sifat Nabi saw., ini sudah terlalu sering kita dengar dari berbagai ceramah agama, sehingga membuat kita bosan untuk mendengarnya lagi dan lagi. Namun suka atau pun tidak suka, keempat sifat ini sebenarnya sifat yang paling fundamental untuk diterapkan oleh kaum Muslimin di segala aspek kehidupannya. 

Kita mungkin dapat mengkompilasikan keempatnya ke dalam satu buah kata, yakni “kejujuran”. Kejujuran adalah sifat dan sikap yang paling penting diterapkan oleh semua orang. Kejujuran menjadi modal paling utama untuk menentukan kemuliaan sekaligus kenistaan kita. Apabila seorang manusia dikenal sebagai seorang yang jujur, orang lain akan mudah percaya padanya dan mengandalkannya. Cobalah kita bayangkan apa jadinya jika kejujuran sudah hilang dari hati semua orang ? 

Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tidak mampu menjaga kepercayaan orang lainnya dan semoga tulisan ini menjadi pemicu bagi kita semua untuk menyemai kembali nilai-nilai keteladanan Rasulullah saw.

Sabtu, 19 Januari 2013

IBLIS LEBIH BERIMAN DARI PADA MANUSIA

Oleh: Ibnu Malik, S.Pd.I.

Sebelum membahas keimanan antara manusia dan iblis, mari kita kaji dahulu tentang definisi iman dan yakin. Dua kata ini seperti pedasnya cabai dan pedasnya lada. Ada juga seperti orang inggris yang bilang bahwa cabai itu hot begitu juga dengan lada yang berrasa hot. Padahal keduanya mempunyai rasa pedas yang berbeda.

Secara etimologi, iman berasal dari bahasa Arab yaitu اٰمَنَ - يُؤْمِنُ – اِيْمَانً yang secara singkatnya berarti percaya. Kemudian yakin dalam kamus Bahasa Indonesia berarti percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh; (merasa) pasti (tentu, tidak salah lagi): hakim -- akan kesalahan terdakwa itu; ia berkata dng -- nya, berkata dng pasti. Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/yakin#ixzz2Gc0ctdF5.

Makna kata iman dan yakin seperti tidak ada perbedaan. Namun pada aslinya, ada perbedaan yang sangat tipis tetapi fatal. Sebagai analogi, jika kita percaya bahwa di Arab Saudi ada Kabah, sedangkan kita belum pernah melihat secara langsung maka inilah yang dinamakan iman. Sedangkan jika kita pernah berangkat ke Mekkah dan melihat Kabah, kemudian kita percaya tentang adanya Kabah maka inilah yang dinamakan yakin. Kedudukannya pun otomatis berbeda. Antara iman dan yakin tentunya lebih kuat yakin karena telah melihat dan membuktikan sendiri objeknya. 

Seperti halnya dengan yang terjadi pada syetan atau iblis. Mereka semua adalah makhluk Allah SWT., yang sudah terbiasa berdialog dengan Allah SWT. Sangat berbeda dengan manusia yang baru mengenal Allah dari ayat-ayat baik kauniyah maupun qauliyah saja. Manusia belum pernah bertemu maupun berbicara dengan Allah SWT., kecuali Nabi-nabi tertentu seperti Musa as. Maka derajat manusia dalam hal ini termasuk beriman.

Hal ini pula yang membuat manusia menjadi istimewa. Ini dikarenakan jika keimanan seseorang tinggi, maka nilai keimanan tersebut lebih tinggi dari pada keyakinan. Dalam kondisi belum menemui Allah SWT, manusia sudah mampu percaya bahwa Allah itu ada apa lagi jika mencapai derajat yakin. Subhanallah.

Jika syetan atau iblis melakukan kesalahan, maka akan dihukumi kafir dan dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah SWT. Berbeda dengan manusia yang jika melakukan pelanggaran atau, mereka akan dihukumi dosa kemudian diberi kesempatan untuk bertaubat.

Ketika iblis sebelum mendapatkan murka Allah SWT., mereka adalah makhluk yang paling taat dan rajin beribadah kepada Alllah. Bahkan sujudnya saja sampai ribuan tahun. Namun karena suatu ketika Allah mengujinya untuk bersujud kepada Adam as., kemudian mereka Menolak dengan alasan mereka merasa lebih mulia dari pada manusia. Sikap inilah yang menjadi penyebab iblis mendapat murka Allah SWT. Sikap seperti ini dinamakan dengan dengki.

Dengki

Belum cukup sampai di situ, ketika Allah SWT., hendak memasukan iblis ke dalam neraka pada saat itu mereka menolak keputusan Allah untuk yang kedua kalinya. Mereka meminta penangguhan kepada Allah agar mereka bisa menggoda dan mengajak umat keturunan Adam as., agar masuk ke neraka. Padahal seandainya mereka menerima keputusan Allah yang pertama untuk masuk ke neraka, pada saat itu masih mungkin untuk mereka diangkat dari neraka pada saat kiamat nanti. Sungguh karena dengki, iblis telah celaka sehingga mendapatkan neraka setelah hari kiamat dan mendapatkan keabadian di neraka.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasululloh saw., bersabda:

“Ada tiga hal yang menjadi akar semua dosa. Jagalah dirimu dan waspadalah terhadap ketiganya. Waspadalah terhadap kesombongan, sebab kesombongan telah menjadikan iblis menolak bersujud kepada Adam. Waspadalah terhadap kerakusan, sebab kerakusan telah menyebabkan Adam memakan buah dari pohon terlarang. Dan jagalah dirimu dari dengki, sebab dengki telah menyebabkan salah seorang anak Adam membunuh saudaranya.” (HR Ibnu Asakir).

Begitu bahayanya sikap dengki ini, sehingga menuntun Qobil (anak Adam as.,) untuk membunuh Habil (saudara kandungnya). Dalam kitab Duratun al naashihiin diceritakan bahwa Qobil adalah orang yang akan menjadi pemimpin orang-orang dengki ketika di dunia, untuk masuk ke dalam neraka di akhirat nanti.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dengki berarti, deng.ki [a] menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) krn iri yg amat sangat kpd keberuntungan orang lain: perkataan itu timbul krn -- saja; mengapa engkau -- thd sahabatmu itu. Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/dengki/mirip.

Dengki adalah penyakit hati yang ada pada diri manusia. Yaitu tidak senang jika orang lain mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Bahkan sampai berusaha untuk menghilangkan nikmat itu. Dengki dapat membuat manusia lupa bahkan tidak sadar akan perbuatannya. Dengki dapat membuat seseorang menyakiti orang lain, teman, bahkan saudaranya sendiri. sungguh penyakit yang sangat berbahaya. Yaa Allah, jauhkanlah kami dari dengki dan segala penyakit hati. Wallahu alam.