Jumat, 01 Februari 2013

TIPS RUMAH TANGGA HARMONIS

1. KETIKA MENCARI CALON 

Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR 

Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah mel alui orang tua/wali si gadis. 

3. KETIKA AKAD NIKAH 

Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu,tetapi menikah di hadapan Allah 

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN 

Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa'kan anda, kerana anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI kerana menyia-nyiakan do'a mereka. 

5. KETIKA MALAM PERTAMA 

Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat. 

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA 

Sedarilah bahawa jalan yang akan dilalui tidak mel alui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri. 

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA GOYANG 

Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justeru semakin erat berpegang tangan 

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK . 

Cintailah isteri atau suami anda 100% 

9. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK. 

Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda,tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%. 

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA MERUDUM 

Yakinlah bahawa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri. 

11.KETIKA EKONOMI BERKEMBANG 

Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita 

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI 

Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri memerlukan pertolongan Anda. 

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI 

Tetaplah berjalan dengan gemalai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan. 

14.KETIKA MENDIDIK ANAK 

Jangan pernah berpikir bahawa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak,kerana orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak .... 

15.KETIKA ANAK BERMASALAH 

Yakinilah bahawa tidak ada seorang anakpun yang tidak mahu bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya. 

16.KETIKA ADA PIL. 

Jangan diminum, cukuplah suami, isteri sebagai ubat. 

17.KETIKA INGIN AMAN DAN HARMONIS 

Gunakanlah formula 7 K 

1 Ketaqwaan 

2 Kasih sayang 

3 Kesetiaan 

4 Komunikasi dialogis 

5 Keterbukaan 

6 Kejujuran 

7 Kesabaran 

Minggu, 27 Januari 2013

MENYEMAI KETELADANAN RASULULLAHSAW

Oleh : H. Muchlis, SK 
(Pengurus Masjid Raya At Taqwa Cirebon) 

Allah SWT., berfirman : 
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” .(Quran ; S. Al Ahzab : 33 :21) 

Ayat di atas, sebagaimana penjelasan Ibnu Ksatsir menjadi pedoman dasar dalam menetapkan Rasulullah sebagai teladan. Oleh karena itu menteladani Rasulullah merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim (wujubul iqtida), wajib mentaatinya (mulazamut tho’at) dan sebagai seorang muslim tidak boleh menolak apalagi mengingkari Rasulullah (adamu takholufi anhu). Menteladani Rasulullah secara paripurna sama artinya dengan mengamalkan Al Quran. Karena akhlak Rasulullah adalah Al Quran sekaligus mencintai Islam dalam kondisi apa pun dan dimana pun. Konsistensi (istiqomah) mencintai Islam adalah wujud kongkrit menguatnya kadar iman seseorang. 

Sebutan “suri tauladan yang baik” tentu bukanlah sembarang teladan. Keteladanan Nabi saw., merupakan keteladanan yang kosmopolit, yang dapat dicontoh oleh berbagai lapisan masyarakat di masa modern ini. Keteladanan Nabi saw., bukan hanya milik ustad, ulama, atau pun santri, tetapi juga pelajar, pengusaha, bahkan para atlet sekalipun. 

Sebuah contoh 
Samir Nasri sebagai seorang pemain sepak bola tersohor dari Manchester City, sebuah klub sepak bola yang berlaga di Liga Primer Inggris. Samir Nasri sempat menghebohkan dunia sepak bola dengan meneriakkan takbir saat ia baru saja membawa Manchester City menjuarai Liga Primer Inggris tahun 2011/2012. Ia juga sempat menunjukkan kaos dalamnya yang bertuliskan “Ied Mubarak” saat hari raya idul Fitri tahun lalu. Itu adalah caranya mengucapkan selamat hari raya ied kepada Muslim di seluruh dunia. 

Lain halnya dengan Frederic Kanoute. Dia adalah pemain sepak bola Muslim kelahiran Mali. Dia pernah bermain untuk klub Spanyol bernama Sevilla. Di sana, ia sempat membuat heboh publik sepak bola saat ia menolak keras untuk memakai kaos seragam yang disediakan oleh pihak klub. Pasalnya, Sevilla pada saat itu disponsori oleh perusahaan judi. Sebagai pemeluk Agama Islam, Frederic Kanoute paham betul bahwa judi sangat diharamkan oleh agamanya. Ia berpendapat, dengan mengenakan seragam yang mencantumkan nama perusahaan judi tersebut sama saja dengan dirinya mempromosikan dan mengajak orang-orang untuk berjudi. Penolakan ini membuat kelimpungan manajemen Sevilla, sebab Frederic Kanoute mengancam untuk mogok main jika masih dipaksa untuk mengenakan kaos tersebut. Jalan tengah pun dicetuskan: Frederic Kanoute dibuatkan kaos khusus yang tidak mencantumkan nama perusahaan judi tersebut. Ini tentu jadi catatan rekor tersendiri bagi Frederic Kanoute, sebab ia adalah salah satu Muslim yang tetap mempertahankan prinsipnya di tengah derasnya industry kapitalisme, dan ia menang. 

Lalu ada Yaya Toure. Dia adalah rekan setim Samir Nasri di Manchester City. Dia seorang Muslim kelahiran Pantai Gading. Dia juga pernah menolak “kebiasaan” yang terjadi di suatu tempat, yang bertolak belakang dengan prinsip ke-Islaman. Dalam hal ini, kebiasaan yang dimaksud adalah meminum sampanye bagi siapa pun pemain Manchester City yang dianggap sebagai pahlawan kemenangan dari suatu pertandingan. Yaya Toure kebetulan menjadi pahlawan tersebut dalam suatu pertandingan. Seorang rekannya datang menghampiri Yaya sambil membawa sampanye saat Yaya Toure sedang diwawancari stasiun televisi. Yaya Toure dengan lugas langsung menolak sampanye itu, dan mengatakan bahwa ia seorang Muslim, tak pernah meminum minuman keras. 

Idolanya idola 
Tiga momen dari tiga orang Muslim di atas setidaknya mengingatkan satu hal betapa orang-orang seperti inilah yang kerap kali mengundang perhatian banyak mata, Orang-orang berdecak kagum melihat sepak terjangnya. Orang-orang bahkan ingin menjadi seperti mereka. Kita menyebutnya pesohor, atau selebritis. 

Tak salah. Mengidolai seseorang bukanlah kesalahan. Mengidolai Samir Nasri, Frederic Kanoute, bahkan Che Guevarra pun tak salah. Tapi yang teramat menarik disimak dari hal ini, betapa Samir Nasri dan Frederic Kanoute bahkan tidak malu-malu untuk menunjukkan ke-Islamannya. Padahal di Eropa belakangan itu, masyarakat seakan alergi membicarakan Islam. Ahli bahasa menyebutnya dengan istilah “Islamophobia.” Yakni suatu ketakutan berlebih terhadap Islam, yang dianggap sebagai agama keras yang mengajarkan terorisme. Maka tidak heran jika masih saja banyak orang Eropa dan Amerika (baca: Barat) yang memandang apatis terhadap Islam. Dan tak mengherankan jika akhirnya orang Islamnya pun menjadi tidak nyaman untuk menunjukkan identitas keislamannya di depan khalayak ramai.
Tapi rupanya tidak begitu dengan Samir Nasri, Frederic kanoute, dan Yaya Toure. Mereka tetap beriak laku sebagaimana Muslim semestinya. Mereka Shalat, mengucap hamdalah ataupun takbir, menjauhi khamr ataupun judi, dan berpuasa di bulan Ramadhan sekalipun pihak klub melarangnya. Dan yang paling penting dari hal itu, mereka tetap santun pada semua orang. 

Teladan dalam menjaga kebugaran 
Satu hal yang sering kali luput diperhatikan dari kehidupan Nabi saw., betapa beliau sangat menggemari olah raga. Ini terbukti dari hadis Rasulullah saw., yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang berbunyi: 

“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah. (HR Bukhari dan Muslim) 
Berkuda, berenang, dan memanah adalah olah raga ketangkasan yang amat digemari pada masa Hidup Rasulullah. Nabi saw., sangat menganjurkannya. Selain untuk kebugaran, ketiga olah raga ini bisa sangat berguna untuk mobilisasi, bertahan hidup, mencari nafkah, bahkan bela negara. Dalam riwayat-riwayat kenabian, Rasulullah bahkan dikenal sebagai orang yang piawai dalam olah raga berkuda. Sering kali beliau terlibat dalam lomba pacuan kuda bersama kaum Muslimin, dan sering sekali beliau memenangkan perlombaannya. Untuk memeriahkan perlombaan tersebut, seringkali Rasulullah mengadakan taruhan. Ini terbukti dari suatu riwayat yang menyebutkan : 

“Ya! Demi Allah, sungguh ia (Rasulullah saw.) pernah bertaruh terhadap suatu kuda yang disebut sabhah (kuda pacuan), maka dia dapat mengalahkan orang lain, ia sangat tangkas dalam hal itu dan mengherankannya.” (Riwayat Ahmad). 

Namun taruhan yang diterapkan oleh Rasulullah bukanlah taruhan dengan sistem yang kita kenal pada zaman sekarang, di mana terdapat petaruh dan bandar, yang praktiknya lebih menjurus kepada judi. Kita semua tahu bahwa judi diharamkan agama, dan Rasulullah sebagai penyempurna akhlak kaum Muslimin tak mungkin melanggar aturan Allah SWT. Taruhan yang dilakukan oleh Nabi saw., adalah mana kala terjadi taruhan dalam pacuan, terdapat satu atau dua orang yang tak ikut bertaruh, namun tetap berhak mendapatkan hadiah apabila ia memenangkan perlombaan. 

Keutamaan perlombaan seperti ini patutlah dicontoh oleh Kaum Muslimin sekalian untuk menciptakan iklim kehidupan yang kompetitif. Berkompetisi itu hal yang bagus, terlebih jika kompetisi tersebut berkaitan dengan hal-hal baik dan bermanfaat. Selain berguna untuk mempererat ukhuwah, pada prinsipnya kegiatan ini memiliki nilai-nilai sedekah pula. 
Dewasa ini, olah raga ketangkasan bahkan tidak hanya sebatas permainan berkuda, berenang, dan memanah saja. Kini semakin banyak variannya. Baseball, bola basket, badminton, tenis meja, dan termasuk pula sepak bola. Nah, jika Javier “Chicharito” Hernandez sang pemain sepakbola sangat mengagumi Rasulullah saw., ini sungguh sebuah pengidolaan yang tepat. 

Teladan bagi pebisnis 
Sudah bukan rahasia lagi jika masa muda Rasulullah saw., dihabiskan dengan menemani pamannya berdagang, atau menjajakan dagangan milik Siti Khadijah. Bukan rahasia pula, apabila sebagian besar para sahabat Nabi saw., pun kalangan pedagang Arab nan masyhur. Ini menunjukkan betapa berdagang adalah profesi yang sangat mulia dan utama dalam perikehidupan Islam. Berdagang merupakan salah satu ikhtiar untuk memperoleh penghidupan sekaligus kekayaan, dua hal yang sangat dibolehkan oleh Allah. Apa pun boleh kita perjual-belikan asalkan tidak menentang syariat, Sekalipun apa yang kita jajakan mungkin tampak hina di mata orang lain, namun hal tersebut tetaplah suatu kemuliaan di jalan Allah SWT. Sebagaimana Nabi saw., bersabda : 

“Sesungguhnya seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak.” (HR. Bukhari) 

Teladan semua orang 
Sepanjang hidupnya, Nabi saw., kerap memperolah berbagai julukan yang menunjukkan kemuliaannya. Namun yang paling mengesankan dari julukan-julukan itu adalah julukan kehormatan “Al-Amin”. Di samping karena Nabi saw., berhasil mendamaikan suku-suku yang bertikai pada masa itu, juga dikarenakan Nabi memiliki empat sifat pembawaan yang sangat terpuji, yakni sidiq, tabligh, amanah, dan fathonah. 

Sidiq artinya benar. Benar perkataannya, dan benar perbuatannya. Seseorang yang memiliki sifat sidiq sangatlah tidak mungkin melakukan tindakan yang sangat berseberangan antara perkataan dengan perbuatannya. Tabligh artinya menyampaikan suatu hal yang memang harus disampaikan. Seseorang yang memiliki sifat tabligh tak mungkin menyembunyikan kebenaran yang seharusnya diketahui oleh orang banyak demi keuntungan pribadi. 

Amanah artinya dapat dipercaya. Seseorang yang amanah sangatlah tidak mungkin menelantarkan urusan yang dipercayakan kepadanya. Dan sangat tidak mungkin mengkhianati kepercayaan orang lain. Fathonah artinya bijaksana. Seseorang yang fathonah tidak mungkin berperangai bodoh dan asal bunyi dalam menanggapi sesuatu tanpa adanya ilmu. 

Mungkin keempat sifat Nabi saw., ini sudah terlalu sering kita dengar dari berbagai ceramah agama, sehingga membuat kita bosan untuk mendengarnya lagi dan lagi. Namun suka atau pun tidak suka, keempat sifat ini sebenarnya sifat yang paling fundamental untuk diterapkan oleh kaum Muslimin di segala aspek kehidupannya. 

Kita mungkin dapat mengkompilasikan keempatnya ke dalam satu buah kata, yakni “kejujuran”. Kejujuran adalah sifat dan sikap yang paling penting diterapkan oleh semua orang. Kejujuran menjadi modal paling utama untuk menentukan kemuliaan sekaligus kenistaan kita. Apabila seorang manusia dikenal sebagai seorang yang jujur, orang lain akan mudah percaya padanya dan mengandalkannya. Cobalah kita bayangkan apa jadinya jika kejujuran sudah hilang dari hati semua orang ? 

Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tidak mampu menjaga kepercayaan orang lainnya dan semoga tulisan ini menjadi pemicu bagi kita semua untuk menyemai kembali nilai-nilai keteladanan Rasulullah saw.