Senin, 28 Oktober 2013

SUMPAH PEMUDA

Oleh: Ibnu Malik, S.Pd.I. *

Sumpah pemuda yang kita peringati setiap tanggal 28 Oktober merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Supmah pemuda pula yang menyatukan Bangsa Indonesia dari berbagai suku, agama, dan rasnya. Sumpah pemudalah yang menegakkan jati diri dan identitas Bangsa Indonesia.
Bisa kita bandingkan dengan Bangsa Malaysia yang serumpun namun identitasnya sudah semakin hilang. Bahkan ketika orang Malaysia asli sedang berbicara bahasa Melayu, kemudian datang orang Malaysia dari keturunan tionghoa yang menggunakan bahasa Inggris. Orang Malaysia asli akan sangat malu dan minder kemudian menjauhkan diri dari mereka. Tidak hanya itu, kerajaan Malaysia pun masih wajib menggunakan Bahasa Inggris dalam setiap acara-acara formalnya. Begitu juga dalam lembaga-lembaga formal seperti sekolah dan dinas-dinas, Bahasa Inggris menjadi bahasa resmi yang harus digunakan.

Beruntung Bangsa Indonesia mempunyai bahasa resmi yaitu bahasa persatuan Bahsa Indonesia. Bahkan tidak sedikit orang luar negeri yang tinggal di Indonesia belajar Bahasa Indonesia. Ini merupakan salah satu tujuan dari sumpah pemuda yang menyatakan “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbahasa satu Bahasa Indonesia”.

Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Dengan digunakannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara Indonesia juga sebagai salah satu bentuk renaissance (mengembalikan kejayaan masa lampau) di Indonesia. Sebagaimana kita tahu bahwa Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu yang pernah menjadi bahasa perhubungan di Asia Tenggara. Ini berarti Bahasa Melayu pernah menjadi bahasa yang sangat popular dan mencapai kejayaan di masa lampau untuk lingkup Asia Tenggara. Dengan ini semoga kejayaan Bangsa Indonesia yang pernah tercapai dahulu, dapat bangkit kembali dimulai dari penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

*Penulis adalah staf At-Taqwa Centre Kota Cirebon

Selasa, 15 Oktober 2013

Rio Ferdinand: Selamat Hari Raya Idul Adha


Rio FerdinandREPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Bek Manchester United, Rio Ferdinand menunjukkan rasa toleransinya terkait peringatan Hari Raya Idul Adha 1434 hijriah.


Entah, lantaran banyak followers dari Indonesia dan berbagai negara yang mayoritas Muslim, ia turut mengucapkan selamat Lebaran Kurban kepada umat Islam di seluruh penjuru dunia. "Eid Mubarak to all my Muslim followers. Take care (Selamat Hari Raya Idul Adha untuk semua pengikut akun twitter saya yang Muslim. Hati-hati," pesan mantan penggawa the Three Lions itu lewat akun @rioferdy5. Di Old Trafford, Ferdinand memiliki dua rekan Muslim yang mungkin turut menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha. Keduanya adalah gelandang Marouane Fellaini dan Adnan Janujaz.

Sementara itu, gelandang Manchester City Samir Nasri tidak ketinggalan merayakan peringatan peristiwa untuk mengenang ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada Sang Pencipta. Dia mengirimkan pesan kepada sesama Muslim di seluruh dunia agar mendapat keberkahan dari Tuhan. "Eid mubarak to all the muslims around the world may allah bless you(Selamat Lebaran untuk semua Muslim di seluruh dunia, semoga Allah memberkati kalin)," ujar penggawa Les Bleus itu.

Reporter : Erik Purnama Putra
Redaktur : Heri Ruslan

Mufti Libya Perintahkan Guru Perempuan Pakai Cadar

Mufti besar Libya memerintahkan semua guru perempuan mengenakan cadar waktu mengajar murid laki-laki yang sudah akil balik (foto: ilustrasi).
Mufti besar Libya memerintahkan semua guru perempuan
mengenakan cadar waktu mengajar murid laki-laki
 yang sudah akil balik (foto: ilustrasi).

TRIPOLI, LIBYA — Sebuah fatwa baru oleh Ulama tertinggi Libya, mengatakan, semua guru perempuan harus menutup muka mereka pada waktu mengajar murid laki-laki yang telah mencapai masa akil balik atau remaja, telah menimbulkan kemarahan para aktivis liberal, yang khawatir ini merupakan permulaan meluasnya pemisahan gender dalam pendidikan.

Mufti besar Libya, Syekh Sadik al-Ghariani mengeluarkan fatwa setelah Kementerian Pendidikan minta nasihat mengenai masalah-masalah itu karena beberapa sekolah telah mulai memerintahkan guru-guru perempuan menutup muka mereka.

Mufti Sadik al-Ghariani tidak mengatakan harus ada pemisahan gender samasekali, tetapi ia menasihatkan penyelesaian yang ideal adalah memisahkan semua laki-laki dan perempuan di sekolah-seolah dan perguruan tinggi. Peraturan itu menimbulkan kemarahan para aktivis perempuan. Salah seorang diantara mereka adalah Nareen, yang minta agar nama keluarganya jangan disebutkan.

Nareen mengatakan ini merupakan kemunduran. “Saya sangat marah. Saya rasa, ini merupakan kemunduran besar. Sangat sedih melihat sistem dalam pendidikan kembali memisahkan perempuan, laki-laki dan anak-anak,” katanya. Para pemimpin oposisi mengangkat al-Ghariani sebagai mufti besar dalam pergolakan melawan mantan pemimpin Libya, Moammar Gaddafi. Ia juga telah memegang jabatan yang sama di bawah pemerintahan Gaddafi.

Tetapi para tokoh reformasi menjadi semakin kecewa karena apa yang mereka lihat sebagai campur tangan mufti dalam politik. Ia menggunakan pengaruh setengah resmi dan fatwanya tidak mempunyai kekuatan hukum, tetapi mereka bisa membentuk kebijakan pemerintah. Sebuah negara Muslim Sunni di mana ibadah agama menopang tiap norma masyarakat, Libya telah berjuang dalam masa transisi pergolakan dunia Arab menuju demokrasi.

Orang-orang yang berpandangan liberal seperti Nareen, takut akan kehilangan pengaruh yang direbut golongan Islamis yang ingin membuat negara itu lebih konservatif. “Ini merupakan agenda politik jangka panjang karena kalau ingin mengubah negara maka harus menarget pendidikan karena sekolah-sekolah membina generasi masa depan. Jadi mereka menjadikan pendidikan sebagai sasaran. Kalau akan menyiapkan masa depan yang diinginkan, orang akan menarget sekolah-sekolah untuk menabur benih bagi masa depan itu,” ujar Nareen lagi.

Sebelumnya, tahun ini Mufti Libya mengirim surat terbuka kepada para tokoh politik Libya , memperingatkan bahwa kalau tidak diberlakukan pemisahan gender yang ketat di sekolah-sekolah, universitas-universitas dan bahkan kantor-kantor pemerintah, Libya akan menanggung risiko mendapat murka dari Tuhan.



Selasa, 25 Juni 2013

KHOTBAH NABI SAW. MENYAMBUT RAMADHAN

"Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkatan. Allah telah mewajibkan kepadamu puasa-Nya. Di dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu syurga dan dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu seluruh syaithan. Padanya ada suatu malam yang terlebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam itu, maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan." 

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan penghulu segala bulan, maka "Selamat datanglah" kepadanya." 

Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkatan, bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu kewajiban, dan qiam dimalam harinya suatu tatawwu'.

Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan didalamnya samalah dia dengan orang yang menunaikan sesuatu fardhu didalam bulan yang lainnya. Barangsiapa menunaikan sesuatu fardhu dalam bulan Ramadhan samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu dibulan lainnya. Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan memberikan pertulungan dan bulan Allah memberikan rezeki kepada mukmin didalamnya.

Barangsiapa memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, yang demikian itu adalah pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti yang diperoleh orang yang berpuasa. Allah memberikan pahala itu kepada orang yang memberikan walaupun sebutir korma, atau seteguk air, atau sehirup susu. Dialah bulan yang permulaannya Rahmah, pertengahannya ampunan, dan akhirnya kemerdekaan dari neraka. Barangsiapa yang meringankan beban seseorang (yang membantunya) niscaya Allah mengampuni dosanya. Oleh itu banyakkanlah yang empat perkara dibulan Ramadhan.

Dua perkara untuk mendatangkan keredhaan Tuhanmu dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya tiada tuhan melainkan Allah dan mohon ampun kepada-Nya.

Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan 
perlindungan dari neraka. Barangsiapa memberi minum orang yang 
berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk kedalam surga."

(H.R.Ibnu Khuzaimah)

Rabu, 12 Juni 2013

Indonesia Inisiator Jaringan Masjid Dunia


Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla 
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia memiliki kelebihan mengawal kerja sama dan membangun jaringan antarnegara-negara Muslim. Salah satu yang sedang diinisiasi Indonesia adalah membangun jaringan antarmasjid yang ada di seluruh dunia.

Ini terungkap setelah Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) M Jusuf Kalla (JK) menerima kunjungan Ketua Umum Dewan Masjid di Iran yang juga mantan wakil presiden Iran, Muhammad Javad Haji Ali Akbari. Javad diterima Jusuf Kalla di kantor DMI di Jakarta Pusat, Selasa (28/5).

Dalam pernyataan pers seusai pertemuan, JK mengatakan, Indonesia dan Iran akan bekerja sama dalam meningkatkan manajemen masjid antardua negara. Kerja sama ini juga akan dilakukan di seluruh dewan masjid di dunia Islam. 

Hingga saat ini, menurut JK, belum ada koordinasi antarnegara Muslim terkait pengelolaan masjid. “Salah satu yang jadi pembahasan, bagaimana seluruh dunia Islam memiliki dan mengadakan Hari Masjid Sedunia,” ujar mantan wakil presiden itu kepada rekan wartawan. 

JK mengaku sepakat bila tanggal 30 Mei dijadikan Hari Masjid Sedunia. Hadirnya Hari Masjid itu, kata dia, adalah komitmen lama dari para pemimpin negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI). Dipilihnya tanggal 30 Mei karena pada hari itu merupakan insiden yang tidak bisa dilupakan umat Islam, yakni pengeboman pertama tentara Zionis-Israel terhadap situs suci umat Islam, Masjid al-Aqsa.

Karakter sama

JK juga membuka pembicaraan untuk kerja sama dalam bidang pengelolaan masjid. Sebab, masjid di Iran dan Indonesia memiliki karakter yang sama, yakni dikelola oleh masyarakat dan pihak swasta, hanya beberapa yang dikelola pemerintah. Ini berbeda dengan beberapa negara Muslim lain di mana hampir seluruh masjidnya dikelola negara. 

Muhammad Javad Haji Ali Akbari yang memiliki pengalaman jabatan yang sama, yakni mantan wakil presiden Iran, menyambut baik kerja sama ini. “Kami berterima kasih sekali kepada Jusuf Kalla atas kerja sama ini,” ujarnya.

Dari pertemuan tadi, kata Javad, Indonesia yang diwakili JK berbicara banyak terkait kerja sama masjid di Indonesia dan Iran. Seperti di seluruh dunia Islam, jelas dia, di Iran masjid juga memiliki posisi penting bagi umat. Selain tempat ibadah, masjid juga menjadi rumah yang menaungi semua aktivitas masyarakat. “Kerja sama ini dapat meningkatkan fungsi masjid antardua negara menjadi lebih baik.”

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DMI Imam Addaruqutni menambahkan, salah satu arah pembicaraan antara JK dan Javad adalah bagaimana negara Muslim, khususnya Indonesia-Iran, memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan masjid. “Fungsi masjid di Iran hampir sama seperti di Indonesia, yakni fungsi ibadah, sosial, ekonomi, dan penguatan peran politik masyarakat. Bukan terjun ke politik, tapi bagaimana peran umat menjawab masalah kemasyarakatan,” katanya.

Terkait pemilihan Iran sebagai negara pertama komunikasi manajemen jaringan masjid ini, Imam mengatakan karena sejak awal Muhammad Javad Haji Ali Akbari sudah memiliki agenda pertemuan dengan JK. “Berhubung kedua tokoh ini mantan wapres dan ketua dewan masjid, pembicaraan itu dimulai sekalian,” ujarnya. “Ke depan, DMI juga akan membicarakan kerja sama manajemen masjid ini ke beberapa negara Muslim lain.” n amri amrullah ed: chairul akhmad

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Redaktur : Zaky Al Hamzah

Jumat, 07 Juni 2013

K.H. A. Wahab Hasbullah

Lahir                    :Maret 1888
                              Jombang, Jawa Timur
Meninggal            :29 Desember 1971
Dikenal karena Rais Am Syuriah Nahdlatul Ulama
Gelar K.H.
Pendahulu K.H. M. Hasyim Asy'arie
Pengganti K.H. Bisri Syansuri
Agama Islam
Anak K.H.M. Wahib Wahab,


Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret 1888 – meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun) adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, da’wah beliau dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama.

Keluarga

Ayah KH Abdul Wahab Hasbullah adalah KH Hasbulloh Said, Pengasuh Pesantren Tambakberas Jombang Jawa Timur, sedangkan Ibundanya bernama Nyai Latifah.

Pendidikan

Beliau juga seorang pelopor dalam membuka forum diskusi antar ulama, baik di lingkungan NU, Muhammadiyah dan organisasi lainnya. Ia belajar di Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Mojosari Nganjuk, Pesantren Tawangsari Sepanjang, belajar pada Syaikhona R. Muhammad Kholil Bangkalan Madura, dan Pesantren Tebuireng Jombang di bawah asuhan Hadratusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy‘ari. Disamping itu, Kyai Wahab juga merantau ke Makkah untuk berguru kepada Syaikh Mahfudz at-Tirmasi dan Syaikh Al-Yamani dengan hasil nilai istimewa.


Aktivitas di Nahdatul Ulama

KH. Abdul Wahab Hasbulloh merupakan bapak Pendiri NU Selain itu juga pernah menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) ketika melawan penjajah Jepang. Beliau juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantoro. Tahun 1914 mendirikan kursus bernama “Tashwirul Afkar”.

Tahun 1916 mendirikan Organisasi Pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan, kemudian pada 1926 menjadi Ketua Tim Komite Hijaz. KH. Abdul Wahab Hasbulloh juga seorang pencetus dasar-dasar kepemimpinan dalam organisasi NU dengan adanya dua badan, Syuriyah dan Tanfidziyah sebagai usaha pemersatu kalangan Tua dengan Muda.

Pelopor Kebebasan Berpikir

KH. A. Wahab Hasbullah adalah pelopor kebebasan berpikir di kalangan Umat Islam Indonesia, khususnya di lingkungan nahdhiyyin. KH. A. Wahab Hasbullah merupakan seorang ulama besar Indonesia. Beliau merupakan seorang ulama yang menekankan pentingnya kebebasan dalam keberagamaan terutama kebebasan berpikir dan berpendapat. Untuk itu kyai Abdul Wahab Hasbullah membentuk kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran) di Surabaya pada 1914.

Mula-mula kelompok ini mengadakan kegiatan dengan peserta yang terbatas. Tetapi berkat prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat yang diterapkan dan topik-topik yang dibicarakan mempunyai jangkauan kemasyarakatan yang luas, dalam waktu singkat kelompok ini menjadi sangat populer dan menarik perhatian di kalangan pemuda. Banyak tokoh Islam dari berbagai kalangan bertemu dalam forum itu untuk memperdebatkan dan memecahkan permasalahan pelik yang dianggap penting.

Tashwirul Afkar tidak hanya menghimpun kaum ulama pesantren. Ia juga menjadi ajang komunikasi dan forum saling tukar informasi antar tokoh nasional sekaligus jembatan bagi komunikasi antara generasi muda dan generasi tua. Karena sifat rekrutmennya yang lebih mementingkan progresivitas berpikir dan bertindak, maka jelas pula kelompok diskusi ini juga menjadi forum pengkaderan bagi kaum muda yang gandrung pada pemikiran keilmuan dan dunia politik.

Bersamaan dengan itu, dari rumahnya di Kertopaten, Surabaya, Kyai Abdul Wahab Hasbullah bersama KH. Mas Mansur menghimpun sejumlah ulama dalam organisasi Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) yang mendapatkan kedudukan badan hukumnya pada 1916. Dari organisasi inilah Kyai Abdul Wahab Hasbullah mendapat kepercayaan dan dukungan penuh dari ulama pesantren yang kurang-lebih sealiran dengannya. Di antara ulama yang berhimpun itu adalah Kyai Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), Kyai Abdul Halim, (Leimunding Cirebon), Kyai Alwi Abdul Aziz, Kyai Ma’shum (Lasem) dan Kyai Cholil (Kasingan Rembang). Kebebasan berpikir dan berpendapat yang dipelopori Kyai Wahab Hasbullah dengan membentuk Tashwirul Afkar merupakan warisan terpenting beliau kepada kaum muslimin Indonesia. Kyai Wahab telah mencontohkan kepada generasi penerusnya bahwa prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat dapat dijalankan dalam nuansa keberagamaan yang kental. Prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat tidak akan mengurangi ruh spiritualisme umat beragama dan kadar keimanan seorang muslim. Dengan prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat, kaum muslim justru akan mampu memecahkan problem sosial kemasyarakatan dengan pisau analisis keislaman.

Pernah suatu ketika Kyai Wahab didatangi seseorang yang meminta fatwa tentang Qurban yang sebelumnya orang itu datang kepada Kyai Bisri Syansuri. “Bahwa menurut hukum Fiqih berqurban seekor sapi itu pahalanya hanya untuk tujuh orang saja”, terang Kyai Bisri. Akan tetapi Si Fulan yang bertanya tadi berharap anaknya yang masih kecil bisa terakomodir juga. Tentu saja jawaban Kyai Bisri tidak memuaskan baginya, karena anaknya yang kedelapan tidak bisa ikut menikmati pahala Qurban. Kemudian oleh Kyai Wahab dicarikan solusi yang logis bagi Si Fulan tadi. “Untuk anakmu yang kecil tadi belikan seekor kambing untuk dijadikan lompatan ke punggung sapi”, seru kyai Wahab.

Dari sekelumit cerita di atas tadi, kita mengetahui dengan jelas bahwa seni berdakwah di masyarakat itu memerlukan cakrawala pemikiran yang luas dan luwes. Kyai Wahab menggunakan kaidah Ushuliyyah “Maa laa yudraku kulluh, laa yutraku julluh”, Apa yang tidak bisa diharapkan semuanya janganlah ditinggal sama sekali. Di sinilah peranan Ushul Fiqih terasa sangat dominan dari Fiqih sendiri.

Seorang Inspirator GP Ansor

Dari catatan sejarah berdirinya GP Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU). Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh dan pembinaan kader. KH. Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH. Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam. Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH. Abdul wshab hasbulloh –yang kemudian menjadi pendiri NU– membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan Pemuda Tanah Air).

Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).

Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab Hasbullah —ulama besar sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam.

Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU. Dimasukkannya ANO sebagai salah satu departemen dalam struktur kelembagaan NU berkat perjuangan kiai-kiai muda seperti KH. Machfudz Siddiq, KH. A. Wahid Hasyim, KH. Dachlan.

Kamis, 16 Mei 2013

FILM AT-TAQWA CETRE




Indah bersemi dan selalu dekat di hati. At-Taqwa Centre mengabdi dalam indahnya cinta. Cirebon semakin bermunajat dalam syahdunya doa.

Kamis, 09 Mei 2013

SEBUAH UPAYA MENGATASI KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA

Oleh. Dr. H. Agus Alwafier By MM 
Dosen UMC (Universitas Muhammadiyah Cirebon)

Dilihat dari Sumber Daya Alam (SDA), Indonesia ditakdirkan Allah sebagai negeri yang kaya raya tetapi rakyatnya banyak yang miskin bahkan kelaparan. Ini merupakan suatau hal yang ironis dan bersifat paradoksal. Dalam berbagai tulisan Prof. Dr. Nurcholis Majid sering mengemukakan adanya hal-hal yang bersifat paradoks di negeri ini, pertama dikatakan bahwa negeri kita kaya tetapi rakyatnya miskin dan banyak yang kelaparan. Kedua jumlah penduduknya sangat banyak tetapi kualits Sumber Daya Manusianya sangat rendah, dalam hali ini sejalan dengan pendapat Prof. KH. Ali Yafie dengan ungkapannya yang sangat populer tetang Muslim Indonesia yaitu “ Katsir fi al‘adat wa qalil fil’udah” (banyak secara kuantitas tetapi sedikit secara kualitas). Ketiga masyarakat dan bangsa Indonesia dikenal sangat religius dan mengagungkan nilai-nilai spiritual, tetapi pelanggaran moral dan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) terlihat sangat dahsyat dimana-mana. 

Indonesia sudah lebih dari 62 tahun merdeka tetapi kondisi Bangsa Indonesia belum mampu berubah secara totalitas dimana masyarakatnya masih banyak yang terbelakang, kemiskinan masih sangat besar dan korupsi menjalar ke semua lini serta semakin jauh dari harapan dan cita-cita proklamasi. Bahkan justru kita mengalami krisis multi dimensional yang berkepanjangan sebagai imbas dari adanya krisis ekonomi global dan kemudian diteruskan dengan krisis-krisis yang lainnya . Pemerintahan memang telah berganti, sistem pemerintahan juga beralih dari paradigma lama ke paradigma baru dari Orde Baru ke Orde Reformasi dan Pasca Reformasi. Meskipun demikian perubahan sistem tersebut belum dapat dirasakan secara luas manfaatnya oleh masyarakat khususnya dalam peningkatan kesejahteraan bahkan justru semakin suburnya praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme, praktek ketidak adilan, panorama kejahatan terbentang luas di negeri kita di Era Reformasi dan Era Pasca Reformasi. Kita semua tentu berharap bahwa dengan reformasi birokrasi dan percepatan pergeseran sistem pemerintahan ini akan dapat membawa perbaikan dan kemajuan bangsa secara significan dan terus menerus. Namun sejauh ini kita baru melihat sederet konsep mengawang-awang jauh kelangit dan tidak membumi, miskin implementasi dan seringnya tidak konsisten. 

Sesungguhnya kalau kita lihat krisis masa lalu yang bermula dari adanya krisis moneter, lalu krisis ekonomi dan kemudian berlanjut pada krisis dalam segala aspek kehidupan atau krisis multidimensional termasuk di dalamnya krisis moral dan akhlak. Krisis di negeri kita ini mengandung arti yang sangat luas dan mendalam yang saling kait mengkait antara satu dengan yang lain. Keadaannya seperti benang kusut atau lingkaran setan yang sulit diidentifikasi ujung pangkalnya sehingga sangat sulit dibedolnya bahkan sering terjadi perseteruan diberbagai tempat, persetruan politik di birokrat, perseteruan di legislatif sebagai penentu undang-undang dan penyelengara pemerintahan bahkan perseteruan ditengah penegak hukum dan antar masyarakat. Sungguh kondisi seperti ini di eksplor setiap saat, ironisnya pada tingkat penyelesaiannya justru dengan semakin menyuburkan KKN dan perhatian terhadap kemajuan negara dan kesejahteraan masyarakat baru sebagai sebuah wacana dan cenderung hanyalan, lip service, pernyataan politik dan kebohongan publik. 

Pembangunan ekonomi Indonesia dengan idiologie developmentalism yang dianut, diakui memang tidak atau belum mampu menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia seperti yang diharapkan. Pembangunan itu dalam beberapa hal justru menimbulkan ketimpangan sosial dan problem kemiskinan yang berkepanjangan dengan indikator sebagai berkut : 

a. Adanya kesenjangan yang semakin tajam antara si kaya dengan si miskin. Praktek ekonomi kapitalistik semakin melonjak dan mencengkeram ekonomi rakyat, ekonomi kuat memakan ekonomi kecil yang sesungguhnya adalah ekonomi Bangsa Indonesia. 

b. Jumlah orang miskin semakin banyak dan merata diseluruh pelosok negeri dan angka pengangguran semakin tinggi. 

c. Pembangunan ekonomi tidak berpusat pada kepentingan rakyat, konsep ekonomi kerakyatan yang semestinya berpihak kepada ekonomi rakyat miskin tetapi justru hak orang miskin semakin tersisih dan termarjinalisasi. 

d. Adanya ketergantungn pada modal asing yang semakin menjadi jadi yang pada gilirannya sangat mudah diintervensi dan aset negeri yang diakatakan zamrud khatulistiwa sedikit demi sedikit dikuasai luar negeri. 

e. Adanya kontradiksi antara kepentingan ekonomis dan ekologis (produksi besar selalu mengeksploitasi pengrusakan alam dan lingkungan). 

Dilihat dari perspektif Islam, kemiskinan bukanlah sebuah takdir, melainkan suatu akibat dari kesalahan manusia dalam mengelola potensi dan sumber-sumber kekayaan yang dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia. Allah Swt sejatinya telah memberikan dan menyediakan segala yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Firman Allah swt. dalam surat Ibrahim ayat 34 : “ Dan Dia telah memberikan kepadamu (untuk keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya dan jika kamu menghitung nikmat Allah tidaklah kamu dapat menghitungnya, sesunguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). 

Jadi kemiskinan dalam pandangan Islam sesungguhnya merupakan ketimpangan dari keadaan yang seharusnya dan tidak boleh terjadi di muka bumi karena Allah Swt. telah menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia dalam hidupnya. Namun kemiskinan tetap terjadi karena manusia seperti diisyaratkan dalam ayat di atas berlaku atau bersifat dzalim dan kufur. Dzalim menurut pakar ilmu tafsir Prof Dr. Qurasy Sihab bermakna perbuatan aniaya yang menyebabkan timbulnya ketidak seimbangan dalam perolehan harta atau dalam penggunaan sumber daya alam. Sementara kufur difahami sebagai sikap malas atau enggan dalam menggali sumber kekayaan alam atau sumber alternatif pengganti. Dzalim dan kufur sesungguhnya adalah pangkal dari kemiskinan. 

Kemiskinan dalam Islam dapat dikatagorikan sebagai sesuatu yang membahayakan (mudhorot) karena menimbulkan kesusahan dan kesulitan bagi manusia. Sementara setiap kepada yang mudlorot harus dihilangkan ( al dhoror yuzalu). Rasulullah saw bersabda : “ jangan kamu mendekati bahaya tetapi juga jangan membuat bahaya bagi orang lain ( H.R Ahmad bin Hambal, Ibnu Majah). Lebih mudhorot lagi dalam hadits lain disebutkan bahwa kemiskinan itu membawa manusia kepada kekufuran. Rasulullah Saw bersabda : “ Kadzal faqru an yakuna kufron” (bahwa hampir saja kemiskinan itu menjadikan manusia menjadi kufur). Karena itu kemiskinan harus diperangi dan dihilangkan. Perjuangan dan usaha pengentasan kemiskinan itu bagi kaum muslim baik laki-laki maupun perempuan merupakan wajib kifayah hukumnya. 

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEMISKINAN 

Miskin atau kemiskinan dapat difahami sebagai situasi ketidak beradaan harta atau ketidak berdayaan yang membuat seorang tak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Dalam bahasa arab terminologi miskin berakar dari kata “`sakana, yaskunu, sukun”, yang secara harfiyah berarti diam, tak bergerak (al sukun ba’da tabarruk). Jadi miskin menunjuk pada kondisi diam, tanpa aktifitas dan dinamisme dalam hidup (malas). Dalam terminologi hukum Islam miskin dikaitkan dengan tiga faktor (1) Harta yang dimiliki secara syah dan ditempat (ma min mamluk haadir), (2) mata pencaharian atau pekerjaan tetap yang dibenarkan oleh hukum ( al Hasab al halal) dan (3) kecukupan terhadap kebutuhan yang pokok (al kifayah). Apabila harta atau penghasilan seseorang tak dapat memenuhi kebutuhannya yang pokok, maka ia dinamakan miskin atau fakir. Dikatakan miskin adalah orang yang hanya mampu memenuhi setengah atau lebih dari kebutuhan dasarnya. Sedang fakir adalah orang yang kemampuannya di bawah itu yang dalam bahasa populer kita kenal dengan istilah “orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan” atau under development. 

Para ulama berbeda pendapat tentang siapa yang lebih buruk kondisinya : si fakir atau si miskin? Dalam satu pendapat dikatakan bahwa miskin lebih parah dibanding fakir. Sementara dalam pendapat yang lain justru sebaliknya fakir dianggap lebih buruk daripada miskin. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa fakir dan miskin keduanya memiliki arti yang sama. Namun demikian pendapat yang masyhur di kalangan kaum Muslim bahwa fakir dianggap lebih buruk kondisinya dibandingkan miskin. 

Meskipun standar kemiskinan berbeda-beda, namun secara umum dapat dipastikan bahwa seseorang disebut miskin manakala ia memiliki salah satu dari kriteria sebagai berikut : 

a. Tidak mempunyai pendapatan atau sumber pendapatan sama sekali 

b. Mempunyai pendapatan atau penghasilan, tetapi tidak mencukupi kebutuhan pokoknya bersama keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. 

c. Tidak mempunyai asset (kekayaan) berupa harta benda, seperti lahan pertanian untuk petani, empang, kolam atau tambak untuk peternak ikan, kebun, modal dagang dan sebagainya. 

d. Tidak mempunyai keahlian dan ketrampilan di bidang tertentu yang memungkinkan ia bekerja dengan gaji atau honor yang memadai. 

Jadi miskin adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar secara wajar dan juga tidak memiliki modal dan ketrampilan yang cukup untuk meningkatkan pendapatannya. Kemiskinan juga dapat dipahami dalam empat katagori. Pertama, kemiskinan formal yakni kemiskinan atau kemelaratan yang timbul oleh sebab-sebab individual. Dalam al Qur’an kemiskinan katagori pertama ini disebut dengan dhu’afa. Kedua kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang timbul sebagai akibat dari struktur sosial yang tidak adil atau timpang. Dalam bahasa al Qur’an kemiskinan ini disebut dengan mustad’afin, orang menjadi lemah karena dilemahkan oleh sistem yang timpang atau kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada kum miskin. Ketiga kemiskinan substansional yaitu kemiskinan dalam arti akibat sikap serakah dan tamak yang membuat seseorang membabi buta dalam mengumpulkan harta dengan berbuat dzalim, mengambil hak orang lain atau melakukan korupsi, pemerasan pajak dll. Keempat yaitu kemiskinan akibat gaya hidup malas, tidak kreatif, tidak memiliki keterampilan, loss kompetensi dan menganggur dan juga terjadinya pemborosan dan hura-hura dalam menggunakan harta. Kemiskinan model ini disebut sebagai kemiskinan iman atau kemiskinan moral yang sejatinya merupakan penyebab semua bentuk kemiskinan. Semua bentuk kemiskinan ini memerlukan solusi sendiri dan Islam sebagai agama yang sempurna (Islam is the best solution) menawarkan konsepsi dan solusi untuk memecahkan masalah kemiskinan dalam berbagai bentuknya. 

Islam mewajibkan kepada umatnya untuk rajin menuntut ilmu dimulai sejak lahir sampai wafat (long life education), ayat pertama yang Allah wahyukan kepada Rasullah Saw. berbunyi “Iqra” (perintah membaca). Membaca ayatul qur’aniyah, membaca dan mengaji ayat suci untuk menambah motivasi dan energi dalam mendekatkan diri kepada Allah Robbul izzati yang telah menciptakan manusia, dengan ini kemudian kita menjadi trus menerus bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah Swt. khusyu, tawadlu dan sabar, takut terhadap dosa. Dan dengan membaca ayatul qur’aniyah mental seseorang semakin meningkat dan kualitas hidupnya semakin hebat, mantap dan bermartabat jauh dari maksiat dan dosa-dosa lain termasuk KKN dan terpenuhilah hak-hak masyarakat dan meningkatlah ekonomi masyarakat. 

Pendidikan membuat orang menjadi pintar, menguasai berbagai bidang dan menjadi orang ahli (profesional). Dalam aspek apapun keahlian seseorang bisa mendapatkan rizki baik bekerja pada orang lain, maupun menciptakan tenaga kerja dan tentunya memperoleh harta sesuai dengan tingkat keahliannya. Pendidikan adalah kunci sukses, dengan pendidikan orang manjadi kaya, dengan pendidikan orang menjadi bahagia dunia dan akhirat, sejalan dengan sabda Nabi Muhammad Saw. “man aroda dunya fahula bil ‘ilmi waman arodal akhiroti fahuwa bil ‘ilmi waman arodahuma fahua bil ‘ilmi” bahwa barang siapa berharap dunia maka harus dengan ilmu, barang siapa berharap akhirat maka dengan ilmu dan barang siapa berharap keduanya maka juga dengan ilmu. Prof Garnadi menulis tentang pendidikan adalah persiapan jangka panjang, katanya bahwa “apabila kita punya rencana hidup untuk satu tahun maka tanamlah padi dan padi jadi beras dan jadi nasi dimakan habis, apabila kita punya rencana hidup sepuluh tahun maka tanamlah pohon, pohon sepuluh tahun berbuah dan buahnya dimakan akan habis. Tetapi jika kita mempunyai rencana hidup seratus tahun atau lebih atau ingin bahagia didunia dan akhirat maka didiklah manusia, galilah ilmu dan buatlah generasi yang rajin, cerdas dan berwawasan.” 





Sabtu, 04 Mei 2013

KONTROVERSI HUKUM PUASA RAJAB: SUNNAH/ BID’AH?

Oleh : Buya Yahya
Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon
www.buyayahya.orgwww.buyayahya.tv – BBM : 2304A270

بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمد لله رب العلمين. وبه نستعين على أمور الدنيا والدين. وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم أجمعين. 


وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى ‏ ‏محمد ‏ ‏وشر الأمور ‏ ‏محدثاتها ‏ ‏وكل بدعة ضلالة. 

PENDAHULUAN 

Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam membahas masalah puasa Rajab. Pertama; Tidak ada riwayat yang benar dari Rasulullah SAW yang melarang puasa Rajab. Kedua; Banyak riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa Rajab yang tidak benar dan palsu. 

Didalam masyarakat kita terdapat 2 kutub ekstrim. 

Pertama adalah sekelompok kecil kaum muslimin yang menyuarakan dengan lantang bahwa puasa bulan Rajab adalah bid’ah. Kedua; Sekelompok orang yang biasa melakukan atau menyeru puasa Rajab akan tetapi tidak menyadari telah membawa riwayat-riwayat tidak benar dan palsu. Maka dalam risalah kecil ini kami ingin mencoba menghadirkan riwayat yang benar sekaligus pemahaman para ulama 4 madzhab tentang puasa di bulan Rajab. 

Sebenarnya masalah puasa rojab sudah dibahas tuntas oleh ulama-ulama terdahulu dengan jelas dan gamblang. Akan tetapi karena adanya kelompok kecil hamba-hamba Alloh yang biasa MENUDUH BID’AH ORANG LAIN menyuarakan dengan lantang bahwa amalan puasa di bulan Rajab adalah sesuatu yang bid’ah. Dengan Risalah kecil ini mari kita lihat hujjah para ulama tentang puasa bulan Rajab dan mari kita juga lihat perbedaan para ulama di dalam menyikapi hukum puasa di bulan Rajab, yang jelas bulan Rajab adalah termasuk bulan Haram yang ada 4 (Dzulqo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rajab) dan bulan haram ini dimuliakan oleh Alloh SWT sehingga tidak diperkenankan untuk berperang di dalamnya dan masih banyak keutamaan di dalam bulan-bulan haram tersebut khususnya bulan Rajab. Dan di sini kami hanya akan membahas masalah puasa Rajab untuk masalah yang lainya seperti hukum merayakan isro’ mi’roj dan sholat malam di bulan Rajab akan kami hadirkan pada risalah yang berbeda. 

Tidak kami pungkiri adanya hadits-hadits dho’if atau palsu (Maudhu’) yang sering dikemukakan oleh sebagian pendukung puasa Rajab. Maka dari itu wajib untuk kami menjelaskan agar jangan sampai ada yang membawa hadits-hadits palsu biarpun untuk kebaikan seperti memacu orang untuk beribadah hukumnya adalah HARAM dan DOSA besar sebagaimana ancaman Rosulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim: مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّءْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ 

Artinya : “Barang siapa sengaja berbohong atas namaku maka hendaknya mempersiapkan diri untuk menempati neraka”. 

Dan perlu diketauhi bahwa dengan banyaknya hadits-hadits palsu tentang keutamaan puasa Rajab itu bukan berarti tidak ada hadist yang benar yang membicarakan tentang keutamaannya bulan Rajab. 

A. Dalil-dalil tentang puasa Rojab 

Dalil-dalil tentang puasa Secara umum 
Himbauan secara umum untuk memperbanyak puasa kecuali di hari-hari yang diharamkan yang 5 dan bulan Rajab adalah bukan termasuk hari-hari yang diharamkan. Dan juga anjuran-anjuran memperbanyak di hari-hari seperti puasa hari senin, puasa hari kamis, puasa hari-hari putih, puasa Daud dan lain-lain yang itu semua bisa dilakukan , dan puasa tersebut tetap dianjurkan walaupun di bulan Rajab. Berikut ini adalah riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa. Hadits Yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori No.5472: 

كُلُّ عَمَلِ ابْن أَدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامُ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ 
Semua amal anak adam (pahalanya) untuknya kecuali puasa maka aku langsung yang membalasnya” 

dan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim No.1942: 

لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ 
Bau mulutnya orang yang berpuasa itu lebih wangi dari misik menurut Allah kelak di hari qiamat” 

Yang dimaksud Alloh akan membalasnya sendiri adalah pahala puasa tidak terbatas hitungan tidak seperti pahala ibadah sholat jama’ah dengan keutamaan sholat jama’ah 27 derajat atau ibadah selain yang 1 kebaikkan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikkan. 

Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori No.1063 dan Imam Muslim No.1969: 

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ كَانَ يَصُوْمُ يَوْمًا وَ يُفْطِرُ يَوْمًا 

“Sesungguhnya paling utamanya puasa adalah puasa saudaraku Nabi Daud, beliau sehari puasa dan sehari buka” 

Dalil-dalil puasa Rajab secara khusus 

a. Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim 

أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ حَكِيْمٍ اْلأَنْصَارِيِّ قَالَ: " سَأَلْتُ سَعِيْدَ بْنَ جُبَيْرٍعَنْ صَوْمِ رَجَبَ ؟ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِيْ رَجَبَ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يَصُوْمُ" 

“Sesungguhnya Ustman Ibn Hakim Al-Anshori, berkata: “Aku bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa di bulan Rajab dan ketika itu kami memang di bulan Rajab”, maka Sa’id menjawab: “Aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata: “Nabi Muhammad SAW berpuasa (di bulan Rajab) hingga kami katakan beliau tidak pernah berbuka di bulan Rajab, dan beliau juga pernah berbuka di bulan Rajab, hingga kami katakan beliau tidak berpuasa di bulan Rajab.” 

Dari riwayat tersebut di atas bisa dipahami bahwa Nabi SAW pernah berpuasa di bulan Rajab dengan utuh, dan Nabi-pun pernah tidak berpuasa dengan utuh. Artinya di saat Nabi SAW meninggalkan puasa di bulan Rajab itu menunjukan bahwa puasa di bulan Rajab bukanlah sesuatu yang wajib . Begitulah yang dipahami para ulama tentang amalan Nabi SAW, jika Nabi melakukan satu amalan kemudian Nabi meninggalkannya itu menunjukan amalan itu bukan suatu yang wajib, dan hukum mengamalkannya adalah sunnah. 

b. Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah; 

عَنْ مُجِيْبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيْهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ :أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالَتُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَمَا تَعْرِفُنِيْ. قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيِّ الَّذِيْ جِئْتُكَ عَامَ اْلأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلاَّ بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ. ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِيْ فَإِنَّ بِيْ قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلاَثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا. رواه أبو داود 2/322 

“Dari Mujibah Al-Bahiliah dari ayahnya atau pamannya sesungguhnya ia (ayah atau paman) datang kepada Rasulullah SAW kemudian berpisah dan kemudian dating lagi kepada rasulullah setelah setahun dalam keadaan tubuh yang berubah (kurus), dia berkata : Yaa Rasululallah apakah engkau tidak mengenalku? Rasulullah SAW menjawab : siapa engkau? Dia pun berkata : Aku Al-Bahili yang pernah menemuimu setahun yang lalu. Rasulullah SAW bertanya : apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu baik-baik saja (segar-bugar), ia menjawab : aku tidak makan kecuali pada malam hari (yakni berpuasa) semenjak berpisah denganmu, maka Rasulullah SAW bersabda : mengapa engkau menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di setiap bulan, lalu ia berkata : tambah lagi (yaa Rasulallah) sesungguhnya aku masih kuat. Rasulullah SAW berkata : berpuasalah 2 hari (setiap bulan), dia pun berkata : tambah lagi ya Rasulalloh. Rasulullah SAW berkata : berpuasalah 3 hari (setiap bulan), ia pun berkata: tambah lagi (Yaa Rasulallah), Rasulullah SAW bersabda :jika engkau menghendaki berpuasalah engkau di bulan-bulan haram (Rajab, Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharrom) dan jika engkau menghendaki maka tinggalkanlah, beliau mengatakan hal itu tiga kali sambil menggemgam 3 jarinya kemudian membukanya. Imam nawawi menjelaskan hadits tersebut. 

قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ" إنما أمره بالترك ; لأنه كان يشق عليه إكثار الصوم كما ذكره في أول الحديث . فأما من لم يشق عليه فصوم جميعها فضيلة . المجموع 6/439 

صم من الحرم واترك Sabda Rasulullah SAW : 

“Berpuasalah di bulan haram kemudian tinggalkanlah” 

Sesungguhnya nabi saw memerintahkan berbuka kepadaorang tersebut karena dipandang puasa terus- menerus akan memberatkannya dan menjadikan fisiknya berubah. Adapun bagi orang yang tidak merasa berat untuk melakukan puasa, maka berpuasa dibulan Rajab seutuhnya adalah sebuah keutamaan. Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 6 hal. 439 

c. Hadits riwayat Usamah Bin Zaid 

قال قلت : يا رسول الله لم أرك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم من شعبان قال ذلك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم. رواه النسائي 4/201 

“Aku berkata kepada Rasulullah : Yaa Rasulallah aku tidak pernah melihatmu berpuasa sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah SAW menjawab : bulan sya’ban itu adalah bulan yang dilalaikan di antara bulan Rajab dan Ramadhan, dan bulan sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Allah SWT dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaaan aku berpuasa”. HR. Imam An-Nasa’I Juz 4 Hal. 201 

Imam Syaukani menjelaskan 

ظاهر قوله في حديث أسامة : " إن شعبان شهر يغفل عنه الناس بين رجب ورمضان أنه يستحب صوم رجب ; لأن الظاهر أن المراد أنهم يغفلون عن تعظيم شعبان بالصوم كما يعظمون رمضان ورجبا به . نيل الأوطار 4/291 

Secara tersurat yang dipahami dari hadits yang diriwayatkan oleh Usamah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia di antara Rajab dan Ramadhan” ini menunjukkan bahwa puasa Rajab adalah sunnah sebab bisa difahami dengan jelas dari sabda Nabi Saw bahwa mereka lalai dari mengagungkan sya’ban dengan berpuasa karena mereka sibuk mengagungkan ramadhan dan Rajab dengan berpuasa”. Naylul Author juz 4 hal 291 

3. Kesimpulan 

Dari penjelasan dari ulama empat madhab sangat jelas bahwa puasa bulan Rojab adalah sunnah hanya menurut madhab imam Ahmad saja yang makruh. Dan ternyata kemakruhan puasa Rajab menurut madhab Imam Hanbali itu pun jika dilakukan sebulan penuh adapun kalau dibolongi satu hari saja maka kemakruhannya sudah hilang atau bisa disambung dengan sehari saja sebelum atau sesudah Rajab. Dan mereka tidak mengatakan Bid'ah sebagaimana yang marak akhir-akhir ini disuarakan oleh kelompok orang dengan menyebar selebaran, siaran radio atau internet. Wallohu a'lam bishshowab

Kamis, 02 Mei 2013

Subhanallah, Sholat Jumat di Universitas Yahudi

PROFESOR Thalal mengatakan "jangan menghakimi orang berdasarkan pengetahuan dan sudut pandang sendiri." Dengan wajah lembut tapi suara agak meninggi, dia menyimpulkan, "Anda hanya bisa menghakimi orang berdasarkan keadilan."

Itulah inti pesan khotbah Thalal, Jumat (22/03/2013) lalu. Di Moslem Workship Prayer (MWP), Brandeis University, Waltham.

Sembilan mil atau 14 km arah barat dari pusat kota Boston, Amerika Serikat. Bukan di mesjid.

Brandeis University merupakan pusat studi Yahudi di USA.
Ada Cohen Center, Pusat Studi Yahudi Modern.
MWP semacam musholah berfungsi jamak. Ada kantor multifungsi, ruang tamu merangkap tempat makan bersama, dapur, dan ruang salat.

Terletak di ground floor gedung Usdan Student Center, Pusat Administrasi dan Keuangan Brandeis University.

MWP sekira 12 x 8 meter. Ruang salat 6 x 5 meter, bisa memuat sekira 30 orang.

Di lantai 1 ada ruangan untuk Pusat Studi Islam. Tak jauh dari situ, ada lagi ruang salat bisa menampung lebih dari 40 jamaah.

Digunakan secara bergantian. Hari itu, sholat Jumat dilaksanakan di MWP. "Usai shOlat sunnah, kita makan siang bersama," ajak Thalal usai sholat Jumat.

Aktivitas ini rutin setiap Jumat. Di Universitas Brandeis. Sebuah universitas pusat pendidikan tinggi agama Yahudi di Amerika Serikat (AS).

Tak hanya shOlat Jumat. Bebas melaksanakan sholat wajib (5 kali setiap hari), sholat sunnah, dan berbagai amalan ibadah lainnya.

Di bulan puasa aktivitas ibadah lebih ramai. Ada buka puasa bersama, tarwih dan tadarus Al Qur"an. Ada juga aksi sosial atau solidaritas.

Semacam pengumpulan donasi untuk anak-anak di Syiria dan Libanon, atau di Afrika.

Brandeis University, universitas swasta yang didirikan oleh komunitas Yahudi AS pada 1948.

Nama universitas ini didedikasikan untuk Louis Brandeis, warga AS keturunan Yahudi pertama yang menjadi hakim agung di Mahkamah Agung USA.

Pendirinya Abram L Sachar, Israel Goldstein, George Alpert, C Ruggles Smith, dan fisikawan paling kesohor di dunia, Albert Einstein.

Para pendiri universitas yang punya areal kampus seluas 95 hektare itu merupakan tokoh-tokoh Yahudi terkemuka di Israel, AS, bahkan dunia.

Israel Goldstein, misalnya, adalah Rabbi di New York pada 1918-1960, punya pengaruh bagi gerakan Zionis.

Dia Ketua Badan Rabbi New York, Jewish National Fund, dan Ketua Organisasi Zionis Amerika.

Sejak didirikan, universitas bermoto "Jujur" ini berstandar tinggi: hendak menyamai Hardvard University, universitas tertua di AS.

Rangking 31 di USA, punya unggulan untuk studi perempuan, pembangunan yang berkesinambungan, dan jurnalisme investigatif.

Brandeis University merupakan pusat studi Yahudi di USA. Ada Cohen Center, Pusat Studi Yahudi Modern.

Untuk menopang keunggulan Cohen Center, ada Institute for Informal Jewish Education.

Punya lembaga formal dan informal pendidikan Yahudi, tidak membuat Brandeis University intoleran terhadap agama lain.

Semua penganut agama (dan yang tak beragama) bebas menjalankan ibadahnya. Bahkan difasilitasi oleh universitas.

Prof Thalal merupakan dosen studi Islam. Dia digaji sebagai dosen, juga pembina dan imam bagi komunitas muslim di universitas yang punya mahasiswa 5.828 orang itu.

Pada khotbahnya, Prof Thalal mengutip kisah Nabi Musa dan Hijir dalam surat Al-Kahfi (Gua).

Tokoh asal Lebanon itu seperti mempertautkan Yahudi, Kristen dan Islam lewat kisah tentang Musa, tokoh penting yang amat dihormati dan diteladani pada ketiga agama samawi itu.

Berbeda dengan mesjid atau musholah pada umumnya. Ruang salat di MWP tak ada mimbar, juga tanpa mihrab (tempat imam memimpin salat).

Saat khotbah Jumat, Prof Thalal berdiri di depan, bak orang hendak berceramah. Lalu dia memberi khotbah, seperti laiknya di mesjid di mana pun di dunia.

Hari itu, ada 21 jamaah pria dan 3 wanita. Tak ada pembatas antara tempat salat pria dan wanita. Ruangan polos. Pria salat di depan, wanita di saf (barisan) paling belakang.

Jamaah wanita tak mengenakan mukenah. Semua memakai celana jeans, gaun tangan panjang, kepala dibalut kerudung, kaki ditutup kaos kaki. Syarat wajib bagi seorang wanita saat salat terpenuhi: hanya wajah dan telapak tangan yang terbuka.

Mungkin kalau di Indonesia, tampilan itu memunculkan perdebatan yang memakan energi dan waktu.

Tapi di mesjid-mesjid di USA, tampilan jamaah wanita seperti itu sudah lazim. Tak ada yang protes. Apalagi menghakimi mereka sesat.

Usai salat, jamaah wanita dan pria saling jabat tangan. Akrab dan hangat. Merasakan sebagai saudara. Bercengkrama, berbagi cerita dan saling canda.

Prof Thalal berbaur bersama. Kadang istrinya ikut. Jika dia berhalangan, Zoha Hussain yang jadi pengganti.

Zoha mahasiswa S1, Ketua Moslem Student Association (MSA)di Brandeis University. Umumnya mahasiswa muslim di kampus ini berasal dari Timur Tengah, negara-negara yang "bermusuhan" dengan Israel. Juga dari Indonesia, Afrika Utara dan Barat, ASEAN, Eropa dan USA sendiri.

MSA punya banyak kegiatan. Ada pengajian, tadarus Al-Qur"an, ceramah agama, kajian agama, aksi solidaritas bagi korban bencana atau perang di berbagai negara, dan kegiatan-kegiatan yang mempererat tali silaturahmi.

Tak selamanya datar dan menyejukkan. Ada juga kegiatan yang "menyengat". Di papan pengumuman kegiatan kampus ditempel sebuah poster pemberitahuan sekaligus undangan diskusi terbuka.

Judulnya menyentak: Moving Beyond Zionism. A new paradigm for the future Israel/Palestine.

Penyelengga ranya Student for Justice in Palestine. Menghadirkan Miko Peled, seorang pengarang dari Israel.

Tentu ada banyak perspektif yang muncul dan berkembang pada kegiatan semacam itu.

Termasuk pandangan miring terhadap gerakan dan aksi Zionisme. Hebatnya, kegiatan itu leluasa dilakukan di kampus Yahudi, universitas yang didirikan oleh tokoh-tokoh Zionis.

Tak sekadar pelajaran tentang toleransi dan penghormatan kepada sesama umat beragama.

Mungkin akan lahir perspektif baru tentang "hidup berdampingan secara layak dan damai" di Israel dan Palestina. Dilahirkan dari pemikiran cerdas, kreatif dan brilian.

Menggunakan kekuatan otak dan kelembutan hati. Dari sebuah kampus. Bukan menggunakan bedil, mortir dan bom. Di medan peperangan.

Laporan: Suhendro Boroma, Amerika Serikat

Sholat jumat di Boston batal


Sindonews.com – Upaya pencarian besar-besaran terhadap Dzhokhar Tsarnaev (19), salah seorang pelaku bom Boston yang masih buron hingga kini, membuat Kota Boston tak ubahnya daerah darurat militer, Jumat (19/4/2013).
Ribuan aparat dengan senjata lengkap menyisir setiap sudut kota untuk menemukan Dzhokhar. Selain itu, otoritas setempat juga meminta masyarakat untuk tetap berda di dalam rumah mereka dan melarang aktivitas umum. 


Kondisi ini memaksa umat Islam di Boston untuk membatalkan pelaksanaan sholat Jumat. The Islamic Society of Boston Cultural Center, pusat Islam terbesar di New England dan kedua terbesar di Pantai Timur, membatalkan sholat Jumat. Dalam kondisi normal, sekitar 1.200 umat muslim di Boston menunaikan sholat Jumat di tempat ini. 

Terungkapnya identitas pelaku bom Boston yang berasal dari kaum muslim, juga telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemimpin muslim di Amerika Serikat (AS). Kepala Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Nihad Awad, langsung mengeluarkan pernyataan mengutuk terorisme "dalam segala bentuknya." 

"Kita harus tetap bersatu sebagai bangsa. Kita menghadapi orang-orang yang akan melakukan kejahatan keji dan tak termaafkan tersebut," ujar Awad di Washington, seperti dikutip dari USA Today. Ia juga mengungangkapkan belasungkawa kepada para korban tewas dan terluka dalam tragedi bom Boston. 

Menurut pernyataan CAIR dalam website mereka, kaum muslim AS menolak segala bentuk teror. "Setiap Muslim yang berencana, berupaya, atau melakukan serangan teroris akan bertindak di luar batas-batas imannya akan ditolak dan dikutuk oleh komunitas kami," sebut pernyataan CAIR.


Senin, 29 April 2013

Islam di Korea

Masjid di SeoulKorea Selatan. 
Di Korea Selatan, populasi Muslim terus meningkat sejak diperkenalkannya Islam tak lama setelah Perang Korea. Komunitas Muslim (baik orang Korea dan warga asing) ini berpusat di sekitar Seoul, di mana masjid besar yang pertama pada abad ke-20 dibangun pada tahun 1976 dengan menggunakan dana dari Misi Islam Malaysia dan negara-negara Islam lainnya.

Selain kurang dari 30.000 umat Muslim asli Korea, telah terjadi pertumbuhan yang lambat tapi jelas dari imigrasi Asia Selatan, Timur Tengah(yaitu Irak), Indonesia dan Malaysia ke Korea Selatan, mayoritas menjadi Muslim, selama 1990-an dan 2000-an, biasanya datang sebagai tenaga kerja ekspatriat. Secara keseluruhan ada sampai 35.000 Muslim di Korea Selatan.

Hal ini diyakini bahwa tidak ada kehadiran yang signifikan dari Islam di Korea Utara, di mana kegiatan keagamaan otonom secara umum hampir tidak ada.


Sejarah Awal


Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari Islam di Korea di en.wikipedia.org. Isinya mungkin memiliki ketidakakuratan. Selain itu beberapa bagian yang diterjemahkan kemungkinan masih memerlukan penyempurnaan.Pengguna yang mahir dengan bahasa yang bersangkutan dipersilakan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat)


Selama pertengahan abad ke-7, pedagang Muslim telah melintasi Asia Timur sejak Dinasti Tang dan membentuk kontak dengan Silla, salah satu dariTiga Kerajaan Korea. Pada tahun 751, seorang jenderal Cina keturunan Goguryeo, Gao Xianzhi, memimpin Pertempuran Talas untuk Dinasti Tang terhadap kekhalifahan Abbasiyah namun dikalahkan. Referensi paling awal ke Korea dalam kerja geografis non-Asia Timur muncul dalam General Survey of Roads and Kingdoms oleh Ibnu Khurdadbih pada pertengahan abad ke-9.

Kehadiran pertama Islam dapat diverifikasi di Korea berawal dari abad ke-9 selama periode Silla Bersatu dengan kedatangan pedagang dan navigatorPersia dan Arab. Menurut banyak geografer Muslim, termasuk penjelajah dan ahli geografi Muslim Persia abad ke-9 Ibnu Khurdadhbih, banyak dari mereka menetap secara permanen di Korea, mendirikan desa-desa Muslim. Beberapa catatan menunjukkan bahwa banyak dari pemukim berasal dari Irak. Catatan lain menunjukkan bahwa sejumlah besar dariSyiah faksi Alawi menetap di Korea. Selanjutnya yang menunjukkan adanya masyarakat Muslim Timur Tengah di Silla adalah patung-patung wali kerajaan dengan karakteristik khas Persia. Pada gilirannya, umat Islam banyak kemudian menikah dengan wanita Korea. Beberapa asimilasi ke Buddhisme danShamanisme terjadi, karena isolasi geografis Korea dari dunia Muslim.

Hubungan perdagangan antara dunia Islam dan semenanjung Korea dilanjutkan dengan kerajaan Goryeo sampai abad ke-15. Akibatnya, sejumlah pedagang Muslim dari Timur Dekat dan Asia Tengah menetap di Korea dan mendirikan keluarga di sana. Setidaknya satu klan utama Korea, keluarga Chang keluarga dengan tempatnya di desa Toksu, mengklaim keturunannya dari keluarga Muslim. Beberapa Muslim Hui dari Cina juga tampaknya telah tinggal di kerajaan Goryeo. Pada 1154, Korea termasuk dalam atlas dunia geografer Arab Muhammad al-Idrisi, Tabula Rogeriana. Peta tertua dunia Korea, Kangnido, menarik pengetahuan dari Kawasan Barat dari karya geografi Islam.

Kontak kecil dengan masyarakat mayoritas Muslim, khususnya Uighur, berjalan terus dan semakin dekat. Satu kata untuk Islam dalam bahasa Korea, hoegyo (회교, 回敎) berasal dari huihe (回紇), nama bahasa Tionghoa tua untuk Uyghur. Selama akhir periode Goryeo, ada masjid di ibukota Gaeseong. Selama kekuasaan Mongol di Korea, Mongol sangat bergantung pada Uyghur untuk membantu mereka menjalankan kerajaan besar mereka karena keaksaraan Uighur dan Uighur berpengalaman dalam mengelola jaringan perdagangan yang diperluas. Setidaknya dua orang Uighur duduk di Korea secara permanen dan menjadi nenek moyang dari dua klan Korea.

Salah satu imigran Asia Tengah di Korea awalnya datang ke Korea sebagai asisten seorang putri Mongol yang telah dikirim untuk menikahi Raja Chungnyeol. Dokumen Goryeo mengatakan bahwa nama aslinya adalah Samga. Tetapi, setelah ia memutuskan untuk membuat rumah permanen di Korea, raja menganugerahinya nama Korea Jang Sunnyong. Jang menikah dengan seorang Korea dan menjadi nenek moyang pendiri klan Deoksu Jang. Klannya menghasilkan banyak pejabat tinggi dan cendekiawan Konfusianisme yang dihormati selama berabad-abad. Dua puluh lima generasi kemudian, sekitar 30.000 warga Korea melihat kembali ke belakang Jang Sunnyong sebagai kakek dari klan mereka. Mereka sadar bahwa ia bukan penduduk asli Korea. Banyak yang percaya bahwa ia adalah seorang Muslim Arab. Namun, tidak ada bukti pengaruh Islam pada tradisi keluarga Deoksu Jang. Hal yang sama juga terjadi pada keturunan Asia Tengah lain yang tinggal di Korea. Seorang Asia Tengah (mungkin Uighur) bernama Seol Son melarikan diri ke Korea ketika Pemberontakan Serban Merah meletus menjelang akhir dari Dinasti Yuan Mongol. Dia juga menikah dengan seorang Korea, berasal garis keturunan disebut Seol Gyeongju yang mengklaim sedikitnya 2.000 anggota di Korea saat ini tapi tidak menunjukkan tanda-tanda khusus dari pengaruh Muslim.

Pada periode awal Joseon, penanggalan Islam berfungsi sebagai dasar untuk kalender karena reformasi untuk akurasi yang unggul di atas kalender Cina yang sudah ada. Penerjemahan Korea dari Huihui Lifa, sebuah teks yang menggabungkan astronomi Cina dengan astronomi Islam, dipelajari di Korea di bawah Dinasti Joseon di masa Sejong yang Agung pada abad ke-15. Tradisi astronomi Cina-Islam bertahan di Korea sampai awal abad ke-19.

Namun, karena isolasi politik dan geografis Korea selama periode Joseon, Islam harus menghilang di Korea yang pada saat itu diperkenalkan kembali pada abad ke-20. Hal ini diyakini bahwa banyak praktik-praktik keagamaan dan ajaran tidak dapat bertahan. Namun, pada abad ke-19, pemukim Korea di Manchuria melakukan kontak kembali dengan Islam, ini menjadi Muslim Korea pertama di zaman modern.

Catatan paling awal dari Muslim asli Korea berawal dari abad ke-19, ketika ada sebuah komunitas Muslim yang signifikan yang menempatkan dirinya di Manchuria. Kelompok ini meliputi keturunan pedagang Asia Tengah yang telah menetap di kota-kota Manchuria. Di sanalah warga Korea asli pertama kali datang untuk menerima Islam sebagai agama mereka. Namun, itu hanya setelah Perang Korea bahwa Islam mulai tumbuh secara signifikan di Korea. Islam diperkenalkan ke Korea oleh Brigade Turki yang datang untuk membantu Korea selama perang. Sejak itu, Islam telah terus tumbuh di Korea dan diadopsi oleh kalangan penduduk asli Korea yang cukup signifikan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Korea