Oleh
: Kapten Arh. Edy Purwiyono
Koordinator
Keamanan Masjid At-Taqwa Kota Cirebon
Muqodimah;
Persembahan puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas segala nikmat yang tiada henti-henti-Nya
diberikan kepada kita sili berganti, yang tanpa disadari sampai detik ini Allah
masih memberikan kepada kita kekuatan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai kholifah di muka bumi ini, dan yang paling penting adalah kita semua
senantiasa dalam keadaan sehat wal’ afiat tentunya sehat iman dan islam. Amin.
Allah swt menciptakan manusia sebagai
mahluk yang sempurna. Bukan sekedar bentuknya yang indah (ahsanuttaqwiim)
tetapi juga dipercaya untuk memimpin jagad raya (kholifahfilardhi) yang
telah diciptakan. namun problematika dalam kehidupan adalah kita seringkali memperturuti hawa nafsu yang mengakibatan
kecenderungan terhadap pemuasan hawa nafsu jauh lebih mahal ketimbang
kenikmatan yang didapat darinya. sehingga Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan
dapat merusak potensi diri seseorang.
Sebenarnya
setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu
dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud di sini
adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan,
kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya. Namun karena hambatan nafsu
yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan
(dalam realita kehidupan).
Imam Al-Ghozali dalam kitab:“Minhajul
Abidin“ Menjelaskan bahwa untuk hidup istiqomah berada dalam jalan yang
benar Ridha Allah swt merupakan jalan
yang amat sulit, penuh liku-liku, banyak halangan dan rintangan yang harus
dilalui, banyak musuh, serta ditambah lagi dengan kenyataan bahwa manusia
adalah makhluk lemah, sementara zaman sulit, urusan agama mundur, kesempatan
ruang manusia hanya disibukkan dengan urusan dunia, dan umur relative pendek.
Sedangkan malaikat roqib dan atid, munkar dan nakir sangat teliti, kematian
semakin dekat, perjalanan yang harus ditempuh menuju syurga sangat panjang,
maka satu-satunya bekal adalah Taat kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah
memperturutkan hawa nafsu.
Fakta menunjukan bahwa semakin banyak
manusia meninggalakan sholat dan memperturutkan hawa nafsu sesuai fiirman Allah
: “maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui
kesesatan, (Q.S Maryam 59 )
Dengan diperturutkannya hawa nafsu maka
terjadilah kerusakan dan kehancuran dimana-mana, alam menjadi rusak karena keserakahan
manusia. Sesungguhnya Allah swt menciptakan dunia beserta isinya pasti cukup
untuk semua penghuninya. tidak ada orang yang sengsara, namun karena keserakahan
manusialah banyak yang hidup dibawah kemiskinan, bahkan kelaparan dan
kesengsaraan.
Manusia yang memperturutkan hawa
nafsunya lebih ganas dibanding binatang buas dan binatang ternak. Binatang buas
dihutan hanya memakan kelinci dan menjangan, sedangkan manusia menghabiskan
hutannya. Memakan pohon-pohonnya dengan illegal loging sehingga terjadi longsor
dan banjir bandang. Binatang ternak hanya memakan rumput dan dedak, sedangkan
manusia memakan semen dan besi beton, sehingga banyak jembatan yang runtuh dan
sekolah yang roboh. hal ini Firman Allah; “ dan Sesungguhnya Kami jadikan
untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Q.S
Al-A’raf 179).
Oleh
karena itu waspadalah, Rasulullah saw sudah memperingatkan dalam sabdanya : “neraka
dipagari hal-hal yang disukai hawa nafsu, sedangkan surga dipagari hal-hal yang
tidak disukainya. berkaitan dengan sabda nabi diatas, maka seorang alim
merumuskannya dalam sebuah kata mutiara
“ Satu hari saja engkau mengumbar nafsu, niscaya hancurlah dirimu” Untuk
memahami jiwa dan tabiatnya lebih jauh, sebaiknya kita mengetahui kategorisasi
jiwa menurut Sigmund Freud seorang tokoh psikonalisis membagi jiwa
manusia menjadi: ( Id, Ego dan super Ego. ) dengan penjelasan
sebagai berikut:
- Id adalah merupakan naluri bawaan yang menurut kesenangan dan pemuasan kebutuhan dasar tanpa mengabaikan norma dan aturan.
- Ego adalah perasaan yang mengarahan untuk pemenuhun kesenangan dan kebutuhan yang disesuaikan dengan norma dan aturan masyarakat.
- Super ego adalah perasaan ambisi untuk pemenuhan kesenangan dan kebutuhan dengan memperhatikan peraihan prestasi dan kehormatan. Kemudian Al-Qur’an menjelaskan tentang jenis-jenis jiwa dalam tiga bagian antara lain:
- An-Nafsul Ammaroh dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Q.S Yusuf: 53)
- An-Nafsul Lawwamah dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri). (Q.S Al-Qiyamah:2)
- An-Nafsul Muthmainah Hai jiwa yang tenang..Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. (Q.S al-Fajr 27-30) Sasaran Nafsu disinyalir dalam Al-Qur’an. “ dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S ali imron 14).
Ayat
diatas menjelaskan bahwa sesungguhnya
ajaran Islam tidak pernah melarang manusia untuk hal-hal tersebut, namun dalam
rangka mencapaian-nya kita harus sesuaikan dengan aturan-aturan yang digariskan
oleh Allah swt yaitu berusaha sekuat tenaga untuk penghambaan diri
kepada Nya dan berjihad dijalan-Nya seperti untuk memperbanyak hamba-hamba yang beriman,
harta yang dimiliki untuk berjihad, jabatan yang dimiliki untuk melakukan amar ma’ruf dan nahyi munkar.
PENGENDALIAN
NAFSU
Nafsu
akan terkendali, manakala kita mendapat rahmat allah dengan cara merasa takut
kepada Allah, mentaati-Nya dan bertakwa kepada-Nya. Allah swt berfirman: “ Adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal-(nya).
(Q.S An-Naziat 40-41)
Sesungguhnya
jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada allah dan rasulnya
agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka itulah orang-orang beruntung.”;
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah
dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.
"Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang
beruntung. dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut
kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang
mendapat kemenangan (Q.S an-nur 51-52).
sebagaiman
para ahli sufi merumuskannya dalam tiga tahapan Tazkiyatunnafsi:
- Takholly (mengosongkan diri dari segala macam dosa), takholly dilakukan dengan taubatan nasuha:
a. Berhenti
berbuat dosa
b. Menyesali
perbuatan dosa tersebut
c. Bertekad
tidak mengulanginya lagi
d. Mengembalikan
semua hak-hak Negara, hak-hak rakyat, dan hak-hak manusia lainnya
- Tahally (berhias diri dengan berbagai macam perbuatan fardhu dan sunnah), tahally dilakukan dengan mengerjakan semua yang fardhu ditambah dengan perbuatan sunnah:
a. Shalat
sunah, qiyamullail
b. Puasa
sunnah
c. Mendawamkan
punya wudhu
d. Infak
dan shodaqoh
e. Membaca
al-qur’an
f. Bersilaturahim
g. Berakhlak
mulia
- Tajally (serasa bedekatan dengan Allah) merupakan anugerah Allah bagi hamba-hamba-Nya yang telah melalui dua tahapan. sehingga meraih kebahagiaan yang tiada taranya pada status kekasih Allah yang popular disebut wahyullah. Semoga kita semuanya senantiasa terhindar dari godaan nafsu dan menjadi kekasih-kekasih Allah, Amin Ya Robbal aalamin,. Wawlahu allam bishowab.