Kamis, 02 Mei 2013

Sholat jumat di Boston batal


Sindonews.com – Upaya pencarian besar-besaran terhadap Dzhokhar Tsarnaev (19), salah seorang pelaku bom Boston yang masih buron hingga kini, membuat Kota Boston tak ubahnya daerah darurat militer, Jumat (19/4/2013).
Ribuan aparat dengan senjata lengkap menyisir setiap sudut kota untuk menemukan Dzhokhar. Selain itu, otoritas setempat juga meminta masyarakat untuk tetap berda di dalam rumah mereka dan melarang aktivitas umum. 


Kondisi ini memaksa umat Islam di Boston untuk membatalkan pelaksanaan sholat Jumat. The Islamic Society of Boston Cultural Center, pusat Islam terbesar di New England dan kedua terbesar di Pantai Timur, membatalkan sholat Jumat. Dalam kondisi normal, sekitar 1.200 umat muslim di Boston menunaikan sholat Jumat di tempat ini. 

Terungkapnya identitas pelaku bom Boston yang berasal dari kaum muslim, juga telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemimpin muslim di Amerika Serikat (AS). Kepala Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Nihad Awad, langsung mengeluarkan pernyataan mengutuk terorisme "dalam segala bentuknya." 

"Kita harus tetap bersatu sebagai bangsa. Kita menghadapi orang-orang yang akan melakukan kejahatan keji dan tak termaafkan tersebut," ujar Awad di Washington, seperti dikutip dari USA Today. Ia juga mengungangkapkan belasungkawa kepada para korban tewas dan terluka dalam tragedi bom Boston. 

Menurut pernyataan CAIR dalam website mereka, kaum muslim AS menolak segala bentuk teror. "Setiap Muslim yang berencana, berupaya, atau melakukan serangan teroris akan bertindak di luar batas-batas imannya akan ditolak dan dikutuk oleh komunitas kami," sebut pernyataan CAIR.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar