Oleh:
Abdul Wasi, M.Pd.I
(Kepala
Sekolah TPA/ TPQ At-Taqwa Kota Cirebon)
Bila kita mau melihat lebih jauh tentang filosofis atau
makna “ Al Mudghoh” yang di sebutkan pada bahasan sebelumnya, Hati sering digunakan dengan maksud makna
jiwa, dan hati yang bermakna liver. Untuk menggambarkan betapa pentingnya
menjaga hati yang bermakna jiwa manusia saya akan menguraikan mudhgoh atau hati dalam hadis tersebut dengan
makna liver. Ini analog saja untuk memudahkan pemahaman pada tujuan
dari pembahasan kita ini.
Mudghoh atau hati
letaknya di dalam tubuh manusia. Tubuh
manusia membutuhkan perhatian yang serius. Perlu kita ketahui bahwa
penyakit-penyakit manusia bersumberkan dari hati. baik dan tidaknya metabolisme
tubuh seseorang tergantung pada baik dan tidaknya darah darah orang tersebut.
Dan darah itu akan menjadi baik dan tidak tergantung dua hal sebagai
berikut :
Yang Pertama adalah Apa
yang dimakan dan yang dan bagaimana cara memperoleh makanan itu. Apa yang
dimakan adalah harus sehat seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging-dagingan
yang memperkuat stamina. Kemudian
darimana yang kita makan atau bagaimana cara mendapatkan makanan itu. Yang
jelas makanannya harus halal, halal disini sudah mencakup pengertian makanan
itu diperoleh dengan cara yang benar.
Yang Kedua adalah Darah itu baik dan tidaknya adalah
bersumber dari pencernaan. Pencernaan yang berfungsi dengan baik akan membuat
darah baik dan begitu juga sebaliknya. jika pencernaannya tidak berfungsi dengan baik
maka darah yang dihasilkannya juga tidak akan baik.
Upaya untuk membantu memperbaiki pencernaan biasa kita
lakukan paling tidak satu tahun sekali; yaitu puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan
diantara manfaatnya adalah membersihkan semua organ-organ manusia. Panasnya
pencernaan orang-orang yang berpuasa akan membakar hal-hal yang negativ dalam pencernaan seperti bachsil dan bakteri.
Dan lain sebagainya. Dengan demikian pencernaan dapat kita analogikan seperti
bejana yang kita gunakan untuk memasak segala sesuatu.
Kita bayangkan seandainya bejana itu tidak pernah dicuci.
Setalah kita gunakan untuk memasak ikan
laut, kita gunakan untuk memasak telur, terus demikian silih beganti sehingga
menimbulkan kerak pada bejana itu. Demikian pula pencernaan, kerak-kerak, imbas
daripada yang kita makan lambat atau cepat mempengaruhi proses kerja
perncernaan atas makanan yang kita konsumsi.
Sangat jelas sekali bahwa pencernaan tidak bisa bekerja
sendiri. Hasil proses pencernaan dilimpahkan ke ginjal, pancreas sampai pada
liver. Dari kerja sama yang kompak menghasilkan beberapa hal, diantaranya darah
putih, darah merah, sperma, keringat, air kencing dan kotoran.
Dari hasil kerja sama yang baik antara organ tubuh manusia
tersebut akan menghasilkan lima hal di atas yang baik pula. Bila akibat proses
kerja pencernaan yang kurang baik sehingga terjadi darah kotor dalam tubuh
manusia, maka sangat diperlukan sekali pembersih. Yang pertama untuk membersihkan pencernaan yang menjadi sumber pengelola
makanan dalam tubuh. Dan yang Kedua membersihkan apa yang telah di olah.
Tugas liver adalah menjatah atau menyalurkan darah ke
jantung dan ke otak kecil. Apakah tidak mungkin apabila darah atau kotoran akan
mempengaruhi fisik otak manusia serta sarafnya. Sehingga kurang mampu untuk
berfikir baik, membuka wawasan, dan pandangan yang jauh.
Dengan hasil darah yang baik, sehat, akan sangat membantu
dalam kecerdasan; dari kecerdasan hati sampai kecrdasan akal. Sehingga
menumbuhkan pola fikir dan wawasan serta pandangan yan jernih. Bisa
memilah mana yang menguntungkan dalam dunia dan akhiratnya. Dan mana yang
merugikan dalam kedua hal tersebut.
Secara fisik saja sangat memerlukan kesehatan dan
kebersihan. Hati adalah bagian tubuh manusia yang sangat berperan dalam
memberikan atau dalam mensuport pola fikir, wawasan dan pandangan manusia,
karena hati adalah tempatnya iman dan tempatnya nafsu. Lalu apa yang terjadi
jika kita tidak mempunyai alat untuk membersihkannya.
Kita harus memberikan makanan hati serta pembersihnya
seperti ilmu ma’rifat dan lain sebagainya, yang terkait dengan keimanan serta
pertumbuhannya. Paling tidak kita bisa memilih mana yang di dorong oleh imannya
dan mana yang didorong oleh nafsunya. Seperti masalah pencernaan diatas bukan
sesuatu hal yang mustahil bilamana kita mendiamkan kotoran-kotoran hati maka
akan mempengaruhi pola fikir yang pada dasarnya akan merugikan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar